Senin, 03 Februari 2014

[FF KYUHYUN'S BIRTHDAY] I Hate Your Birthday (The Last Birthday Greeting)




Judul     :  I Hate Your Birthday (The Last Birthday Greeting)
Author  : @haanaa407
Cast       : Kim Hanna
                 Cho Kyuhyun
Kim Myungsoo
Kim Heechul
Cho’s Family



Genre    : Romance
Disclaimer: ini adalah epep kedua saya denga cast abang upil yang ganteng dan alien maniak hitam yang syakept! disini nggak ku kasih keterangan penggantian POV, jadii harap jeli ketika membaca teman-teman. Happy Reading and Hope U'll enjoy it *ala uncle Sam charter*

 


Pukul 00.00 KST

Mataku masih setia menelusuri benda persegi berwarna putih milikku ini. Membaca trending topic di twitter. Ini tanggal 3 Februari, kalian pasti tahukan apa artinya? Ya, ini adalah hari jadi si karung beras menyebalkan itu! Penyanyi solo sekaligus MC terkenal seantero Korea! Sudah sejak tadi time line ku penuh dengan ucapan selamat ulangtahun untuknya. Tapi seramai apapun time line ku, entah mengapa tahun ini aku malas untuk sekedar bergabung bersama yang lain mengucapkan selamat untuknya, karna rasanya semuanya akan sia-sia saja. Padahal aku sudah berada di time line-nya dan bersiap menuliskan sesuatu dari tadi, tapi selalu ku urungkan. Aku ingat ketika baru pertama kali mengenalnya aku sampai menuliskan tiga pesan berbeda ke account twitternya. Sungguh kalau mengingatnya aku merasa sangat konyol sekali.
“Hanna-ya! Kau belum tidur, eoh?” suara berat khas lelaki yang mengantuk memaksaku mengalihkan perhatianku dari ponselku tadi.
“Eo, Oppa?  Kau sudah pulang?” tanyaku mendapati kakak laki-lakiku satu-satunya duduk disebelahku dengan mata setengah terpejam, dan wajahnya kusut.
“Hmmm... sejak tadi kuperhatikan kau mengerucutkan bibirmu sambil memandangi ponselmu, ada yang salah?” tanyanya lagi, kali ini ia memposisikan kepalanya di atas pangkuanku, mencari posisi ternyaman untuk tidur.
“Emm, ani. Hanya sedikit sebal saja, tapi sudahlah! Tak usah khawatir, hanya masalah sepele,” kataku sambil memijit bahu kakakku pelan. Dia menggeliat dalam usahanya mencari posisi ternyaman.
“Pindahlah ke kamar, Oppa! Kau terlihat lelah sekali.”
Dia menggeliat lagi, bangun dari posisinya dan merenggangkan kedua tangannya sampai bunyi persediannya yang tertarik terdengar oleh telingaku. Kakakku sudah hampir bergerak dari posisinya ketika ia mengingat sesuatu dan berbalik kembali menghadapku.
“Kau tidak keluar malam ini? Kau tidak lupakan hari ini tanggal berapa? Kenapa masih disini?” aku melotot karena dicecar dengan pertanyaan yang bertubi-tubi seperti ini.
“Aku malas, Oppa! Tahun ini aku tidak ingin pergi kesana,” jawabku dengan wajah muram.
“Ah~ apa kau sudah mengubah jalan pikiranmu? Sudah tidak tergila-gila pada namja berlidah tajam itu lagi?”
Aish~ ada apa dengan kakakku yang satu ini? Bukankah harusnya ia bersyukur melihatku tahun ini duduk manis di rumah tanpa perlu berkeliaran di depan gedung apartemen karung beras itu untuk melihatnya pulang dari aktivitasnya dan mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung?
Aku ingat tiga tahun lalu aku sampai harus memohon-mohon agar ia mengijinkanku keluar untuk menemui si karung beras itu, bahkan aku rela saja ketika ia dengan sangat kejamnya memotong hampir separuh uang jajanku karena aku ketahuan kabur dari rumah hanya untuk merayakan ulang tahun si karung beras bersama dengan teman-temanku yang lain didepan gedung apartemennya.
“Kim Heechul jangan menggodaku! Aku sedang tidak mood membicarakan pria menyabalkan itu!” sungutku hingga membuat kakakku yang tampan itu mendelik geram. Kurasa aku melupakan sesuatu, dia paling tidak suka jika ada orang yang memanggilnya secara tidak sopan seperti yang kulakukan tadi. Aish~ tamatlah riwayatmu, Kim Hanna!
“Ya!! Berapa umurmu hingga berani-beraninya memanggilku seperti itu?” teriaknya lantang, membahana, menelusup kedalam setiap inchi ruangan itu.
“Ma.. maaf Oppa! Aku lupa, huwaaa Miann!!” seruku buru-buru meminta maaf sambil meraih bahunya untuk kupijat kembali.
“Tidak ada maaf untuk mu! Uang jajanmu kupotong, enampuluh persen!” ucapnya dengan nada final, dan jangan lupakan smirk andalannya yang mirip setan itu. Ia kemudian bangkit dan menuju kamarnya dengan tampang tak berdosa.
Aish~ setiap tahun selalu seperti itu. Disaat tanggal 3 Februari Kim Heechul akan mempunyai banyak ide untuk memotong uang jajanku secara kejam. Hal ini ia lakukan sejak mengetahui bahwa aku adalah penggemar Cho Kyuhyun, si karung beras itu. Ia pernah marah besar ketika memergokiku tengah membelikan sebuah kado ulangtahun untuk Kyuhyun dari hasil gaji part-time ku.
“Kau bahkan tak pernah mengucapkan selamat ulang tahun untukku, kakakmu. Tapi kau malah dengan bodohnya menghamburkan uang hasil kerja kerasmu untuk orang asing sepertinya!”
Hahahaha! saat itu tubuhku benar-benar mengkerut mendapati ia cemburu karena perlakuan tidak adilku. Bukannya aku tidak adil tapi situasinya sungguh berbeda, dia kakakku, dan Cho Kyuhyun adalah idolaku. Bagaimana bisa aku menyamakan mereka berdua? Bahkan Kim Heechul yang bodoh itu pun tidak pernah mengucapkan selamat ketika hari ulang tahunku tiba. Jadi untuk apa aku repot-repot memberikannya hadiah kalau dia saja cuek begitu.
‘Aku benar-benar membencimu!’
Tanpa pikir panjang aku mengetik kata-kata itu pada account twitterku dan dengan tak sabaran segera kutekan tombol twit untuk mengupdate statusku tanpa memperhatikan lagi apa yang kutulis. Aku lalu masuk kedalam kamarku sendiri dan membanting pintunya kasar hingga terdengar suara Kim Heechul yang cempreng memekakkan telinga.
***
Hari ini adalah hari ulang tahunku, 3 Februari. Aku berencana untuk merayakannya bersama keluargaku. Sepertinya sudah lama sekali sejak terakhir kali aku berkumpul dengan keluargaku, aku merindukan mereka. Ah, ya aku melupakan sesuatu. Aku mengambil ponselku dan mulai menyentuh icon berbentuk burung berwarna biru dan mulai mengetikkan sesuatu disana,
‘Selamat ulang tahun, Cho Kyuhyun yang tampan!’ tak lupa kusertakan foto tumpukan kado dari para fansku yang sudah berdatangan sejak seminggu yang lalu. Ah~ betapa susahnya menjadi orang tampan dan populer seperti ini! kkkk~
Aku masih sempat mengulum senyum karena pemikiranku sendiri. Aku membuka banyak mention ucapan selamat ulang tahun untukku. Entah kenapa hari ini aku penasaran ingin melihat pesan-pesan dari para fansku itu satu persatu. Namun beberapa saat kemudian senyumku lenyap seketika saat mendapati sebuah mention dari sebuah account yang memiliki nama persis seperti ibuku, Kim Hanna!
‘Aku benar-benar membencimu!’
Disaat orang lain sibuk mendoakanku gadis ini dengan beraninya mengungkapkan ketidaksukaannya padaku? Apakah dia salah satu antifansku? Kalau ia kenapa dia berani muncul disaat seperti ini? Benar-benar cari mati! Hah! Pesan itu berhasil membuat moodku berubah seketika.
Baiklah, Cho Kyuhyun yang tampan, abaikan dia! Ah~ tapi tidak bisa, gadis itu mengusik pikiranku. Aku mencoba melihat foto yang terpajang di accountnya, sebuah gambar karikatur gadis dengan rambut lurus sebahu! Aaku belum puas, kembali ku ubrak-abrik isi timelinenya, dan got it! Aku mendapatkan fotonya, jadi seperti ini wajah seorang Kim Hanna yang membenciku itu? Benar-benar membuatku gila! Lihat saja kalau aku bertemu dengamu!
Aku kesal dan melempar ponselku asal kedalam saku mantelku dan beranjak pergi menuju sebuah restaurant yang sudah dipesan keluargaku untuk merayakan ulangtahunku dikawasan Gangnam.
***
Petang ini aku bekerja disalah satu restaurant mewah didaerah Gangnam. Element Infinity restaurant, sebuah restauran mewah milik sepupuku, Kim Myung Soo. Jangan kira aku masuk kesini dengan cara nepotisme atau sebagainya, aku tetap harus mendaftar dan mengikuti serangkaian tes selayaknya orang-orang melamar pekerjaan. Kalian harus tahu bagaimana kejamnya klan Kim ini menyiksaku, kakak laki-lakiku sendiri yang cantik dan sepupuku yang mempunyai ketampanan diatas rata-rata dengan penampilan sedingin es! Mereka berdua benar-benar menyebalkan!
Bekerja dihari Senin, entah mengapa rasanya seperti kutukan bagiku! Terlebih ini adalah tanggal 3 Februari dimana kakakku mempunyai segudang cara licik untuk memamngkas habis uang sakuku agar aku tidak dapat membelikan kado untuk si karung beras dengan suara semerdu malaikat itu.
Uri Myung-ie berkata hari ini ada reservasi khusus diruang VIP dan dia dengan seenaknya menyuruhku bertanggung jawab atas pelayanan yang akan diberikan pada tamu tersebut. Untuk hari lain, tak masalah jika aku harus memamerkan senyum manis ala pedagangku kepada pelanggan disini, tapi tidak untuk hari ini. Moodku sedang jelek!
Dengan menghembuskan nafas secara kasar, aku memasang name tag ku dan keluar untuk menyambut tamu yang sebentar lagi akan datang. Ah ya, dan jangan lupakan senyum manisku, itu juga harus kupasang agar pelangganku tidak kabur karena melihat wajah masamku. Kim Hanna, fighting!
***
“Selamat datang di restaurant kami, mari saya tunjukkan meja anda,” salam Kim Hanna pada tiga orang yang baru saja memasuki restaurant itu. Seorang laki-laki paruh baya dengan dandanan elegant ala CEO Korea bersama istri dan anak perempuannya. Keluarga mereka terlihat hangat dan harmonis.
Hidangan pembuka telah selesai disajikan didepan meja mereka dan Hanna membungkukkan badannya sebagai tanda hormat ketika suara pintu ruangan itu terbuka. Hanna mundur beberapa langkah sampai suara laki-laki paruh baya itu membekukan langkahnya.
“Cho Kyuhyun, akhirnya kau datang juga,” ucap lelaki itu hingga membuat Kim Hanna sedikit tersentak dan mendapati satu pengertian baru dalam otaknya.
‘Jadi, Cho Kyuhyun yang tampan itu yang telah memesan ruangan ini hari ini? Ah bukan, maksudku keluarganya? Apa aku boleh melihatnya sekarang? Melihat wajah tampannya? Mungkin sekalian meminta tanda tangan dan foto? Foto itu bisa kuperbanyak dan ku jual pada teman-temanku sesama penggemarnya, bayangkan berapa uang yang bisa kudapatkan? Aish~ tapi posisiku disini membuatku tak bisa berbuat banyak. Bisa-bisa uri Myung-ie memarahiku habis-habisan karena aku tidak profesional ketika bekerja. Ah~ aku harus merelakan penghasil won ku hilang begitu saja didepan mataku, aish menyebalkan!’
“Nona, bisa kau siapkan hidangan untuk putraku?” tegur Kim Hanna, ibu Cho Kyuhun yang membuat Hanna tersentak dan gelagapan.
“Ne,”jawabnya singkat dan kembali mendekat kearah meja dimana Cho Kyuhyun tengah duduk bersama keluarganya.
Hanna sedang menuangkan air putih kedalam gelas Cho Kyuhyun ketika tiba-tba saja Cho Ahra menyela,
“Eo. Nona, namamu juga Kim Hanna, eh?”
Hanna cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya menuag air putih kedalam gelas Kyuhyun dan melirik sekilas pada name tag yang terpasang di dadanya.
“Ah, ne~ Kim Hanna imnida,” ucap Hanna masih dengan senyum pedagangnya. Seketika itu Kyuhyun memutar kepalanya cepat ke arah Hanna.
“Ah~ eomma, akhirnya kau menemukan saudara kembarmu, nama kalian benar-benar sama!” cerocos Ahra tidak penting sementara Kyuhyun malah sibuk memperhatikan wajah Kim Hanna yang tengah menjadi bahan perbincangan keluarganya.
“Dasar anak ini! Mana ada saudara kembar dengan jarak umur yang mengerihkan seperti ini, dia bahkan lebih pantas menjadi anakku!” ucap Kim Hanna, ibu Kyuhyun.
“Ah, sepertinya akan seru kalau kau menjadikannya menantumu, Eomma! Lihat saja, adikku dari tadi memperhatikannya terus seperti itu,” tambah Ahra lagi sambil mengulum senyum menggoda adiknya yang terlihat memandangi Hanna secara terang-terangan.
“Sudah-sudah kalian semua membuat nona ini jadi tidak nyaman, ayo lanjutkan acara makan kita,” lerai tuan Cho pada keluarganya itu dan memulai makan sementara Kim Hanna beranjak meninggalkan ruangan setelah membungkukkan badannya memberi hormat.
***

Apa karena ini adalah hari ulangtahunku jadi Tuhan berbaik hati dan mengabulkan doaku begitu saja? Hari ini aku bertemu dengan orang yang mengirimkan pesan di account twitterku bahwa ia membenciku. Tentu saja aku langsung mengenalinya karena beberapa saat yang lalu aku melihat fotonya.
“Aku permisi ke toilet sebentar,” pamitku pada keluargaku dan pergi begitu saja tanpa menunggu persetujuan mereka.
Aku tergesa-gesa keluar dan membuka pintu ruangan VIP dalam restaurant ini dan aku mendengar suara noonaku yang gila sebelum aku berhasil menutup pintu ini sepenuhnya.
“Kenapa buru-buru sekali, apa dia benar-benar sudah di ujung tanduk?”
Noonaku memang gila. Jadi kubiarkan saja ia berbicara sesukanya.
Aku mencari-cari sosok gadis yang melayani keluargaku tadi, Kim Hanna. Dimana dia? Aku mengedarkan pandanganku sampai pandanganku jatuh pada sosok yang sepertinya ku kenali. Sedang berdiri tak jauh dari lorong yang akan membawa ke Toilet. Aku buru-buru mendekat untuk menyapanya.
“Kim Heechul sunbae!” ucapku sambil menepuk pundak orang itu. Kim Heechul, seniorku saat di SMP dulu.
Pria itu berbalik dan memandangku dengan bingung dan tatapan terkejut. Dia memiringkan kepalanya sedikit untuk berpikir dan kemudian,
“Kau...”
“Cho Kyuhyun, hoobaemu di SMP. Kau ingat?” pancingku.
“Ah~ ternyata yang itu. Kau berubah banyak ternyata sampai aku tidak mengenalimu lagi,” ucapnya sambil menepuk-nepuk bahuku dan tersenyum hangat.
“Sepertinya dulu kau tak lebih tinggi dari lenganku dan sekarang bahkan tinggimu sudah  melebihiku!” tambahnya lagi.
“Ah, ye.”
“Kau sedang apa sunbae? Makan disini juga?” tanyaku basa-basi.
“Eoh, tidak. Restaurant ini terlalu mahal untuk kantongku,” kelakarnya membuatku tersenyum simpul. Dia berlebihan, dia kaya. Aku tahu itu.
“Aku sedang mengawasi kerja adik perempuanku. Kalau dibiarkan, dia bisa kabur setelah selesai bekerja disini,” lanjutnya lagi.
“Eo? Adikmu bekerja disini? Ternyata kau belum berubah, hyung! Kau tetap kejam seperti dulu. Membiarkan adikmu bekerja sementara kekayaan kalian melimpah ruah,” protesku. Dan dia hanya tertawa menanggapinya.
“Dia harus belajar susah agar tidak menghabiskan uang sesukannya sendiri. Dia bertingkah konyol hanya untuk menyenangkan idoalanya, memberikan perhatian lebih. Sementara aku tidak pernah diperlakukannya seperti itu,”
“Kau hanya cemburu saja, hyung! Kau tak rela jika adikmu membagi perhatiannya pada orang lain,” tanggapku kalem
Oppa!” pekik seorang gadis dari arah belakangku.
“Sudah berapa kali ku bilang, jangang ikuti aku ketika aku sedang bekerja! Aku tidak akan kabur malam ini meskipun ini tanggal 3 Februari!”
Memangnya kenapa dengan tanggal 3 Februari? Haruskah kabur dijadwal seperti itu? kurasa kakak-adik ini memang sama-sama aneh!
“Yak! Kim Hanna!” aku membulatkan mataku kaget! Bahkan aku lupa aku keluar untuk mencari gadis ini.
“Kenapa kau berteriak-teriak seperti itu, kau lupa sedang dimana?” geram Heechul hyung pada ... Kim Hanna?
“Eo. Kyuhyun-ah kenalkan, ini adikku Kim Hanna,” katanya kalem.
Aku gelagapan sama sepertinya.
“Aku tadi sudah melihatnya didalam, hyung! Dia yang melayani ruanganku,” ucapku pada Heechul hyung dan menjabat tangan gadis ini.
“Cho Kyuhyun imnida,” sapaku.
“Ah~ y...yye~ Kim Hanna imnida,” balasnya. Kurasa dia terlalu gugup.
“Kurasa aku harus segera kembali kemejaku, hyung! Kim Hanna, anyeong!” pamitku sambil memberikan senyum terbaikku pada mereka berdua.
“Ya! Apa itu tadi? Oppa menyimpan kenyataan berteman dengan dia?” aku masih dapat mendengar berbisikan protesnya pada Heechul hyung sebelum berlalu.
***
Akhirnya acara makan malam keluarga Cho selesai. Itu adalah tamu terakhir yang harus Hanna tangani. Ia telah mengganti seragamnya dan bersiap untuk pulang. Arloji yang melingkar ditangannya menunjukkan bahwa sudah jam 9.30 malam. Ponselnya bergetar menandakan satu pesan masuk,
Hanna-ya minta Myung Soo untuk mengantarmu pulang, aku pergi keluar untuk minum bersama Cho Kyuhyunmu yang tampan.
“Aish~ menyebalkan!” gerutunya sambil berjalan menuju ruangan Kim Myung Soo.
“Myung-ie antarkan aku pulang, sekarang! Aku sudah mengantuk,” titahnya sambil menarik lengan sepupunya itu.
“Kenapa kau selalu merepotkanku, huh?” gerutu Myung Soo.
“Kau terlihat tampan ketika menggerutu seperti itu!” ucap Hanna sambil merangkul lengan sepupuhnya itu.
“Tidak usah merayuku, Kim Hanna! Aku sedang sibuk dan ayo cepat pulang!” balas Myung Soo sambil menyambar jacket hitam kebanggannya serta kunci mobilnya.
Kim Myung Soo, namja tampan dengan aura gelap yang mematikan. Ia tidak pernah bicara lebih dari dua kata kepada siapa saja yang dianggap tidak masuk dalam daftar orang-orang kepercayaannya. Ia memiliki hubungan sosial yang buruk dengan orang-orang dikampusnya namun berubah menjadi sosok yang hangat dan menyenangkan ketika berada di rumah.
Ia mempunyai sebuah bisnis ‘game’ online selain bisnis restaurant. Element Infinity Restaurant hanyalah sebuah kedok untuk menutupi bisnis aslinya, agar terlihat lebih manusiawi.  Penghasilan terbesarnya adalah dari bisnis online tersebut, dia adalah raja yang menguasai hampir semua bisnis ‘game’ onlie didunia.
“Myung-ie bisa kau beri tahu aku siapa yang memiliki point tertinggi dalam ‘game’ mu saat ini?” selidik Hanna ingin tahu.
“Kenapa? Kau berniat bertanding dengannya?” tanya Myung Soo dengan nada remeh.
“Tidak, aku bermaksud ingin berkencan dengannya!” ucap Hanna berang merasa diremehkan.
“Tapi aku tidak mau berkencan dengamu, bodoh!” ucap Myung Soo dengan pandangan fokus pada jalan.
“Jadi, kau yang memiliki poin tertinggi? Sial! Ku kira Cho Kyuhyun yang maniak game itu ikut ambil bagian. Kalau ia ikut dalam ‘game’ mu ini, aku yakin dia yang akan mengantongi poin tertinggi!” kembali Hanna berujar membanggakan idoalanya itu.
“Kau pikir ini semacam bermain starcraft, eh? Sudahlah, kau lebih cocok membicarakan soal dapur dari pada ‘game’ ku. Jangan lupa besok pagi ke apartementku untuk belajar memasak! Dan kau harus sudah bisa mengupas 500 bua wortel dalam waktu 15 menit!” ujarnya.
“Mwo??? Kau pikir aku kelinci atau apa?” protes Hanna lagi.
“Aku bahkan bisa melakukannya dalam waktu sepuluh menit!”
“Kau alien jelek berbaju hitam yang menyebalkan!”
***
Jam dinding dikamarku menunjukkan sudah pukul 11.50 malam ketika kudengar bunyi bel dirumahku. Ada apa dengan Kim Heechul, apa dia tidak bisa membuka pintunya sendiri? Mataku sudah terpejam, menempal erat, rekat tak mau terpisah satu sama lain.
Aku tetap turun dari ranjangku dan berjalan menuju pintu depan dan membukannya untuk kakak laki-lakiku yang cantik itu.
“Ya! Kim Heechul, kau bisa membuka pintunya sendiri, kenapa harus menekan bel!” cercaku begitu aku berhasil membuka pintu. Dan saat itu aku hanya bisa berdiri mematung sambil menyakiskan pemandangan yang tersaji didepan mataku.
Heechul pulang dalam keadaan mabuk berat. Tapi bukan itu fokusku. Aku melihat orang yang mengantarkan Heechul pulang. Cho Kyuhyun! Iya, Cho Kyuhun! Boleh ku ulang lagi? Cho Kyuhyun!! Arghtt!!!
Tuhan, kenapa kau begini baik padaku? Ah, aku mencintaimu,Tuhan!!!
“Hanna-ssi bisa tunjukkan kamar Heechul hyung?” Tanya Kyuhyun susah payah sambil menahan Heechul yang berulah dalam mabuknya.
“Eo? Sebelah sini...” ucapku kemudian sambil menunjukkan arah kamar Heechul pada Kyuhyun.
“Terima kasih sudah mengantarkannya pulang, dan maaf sudah merepotkanmu,” ucapku kemudian.
“Tak masalah, kau hanya perlu membayar dengan segelas air putih! Hyung  membuatku sedikit kewalahan tadi, jadi sekarang aku haus,” ucapnya polos.
Aku hanya melongo, tidak menyangka dia akan bicara seramah ini, seakrab ini padaku, fansnya! Omona~
Aku bergegas mengambilkan air putih untuk Kyuhyun yang tengah duduk di sofa ruang tamuku. Ia meneguknya hingga tandas dalam sekali waktu.
“Kau benar-benar kehausan,” lirihku sambil menatap terpesona padanya.
“Eh? Ye. Hahahaha,” dia tertawa, tampan sekali!
“Boleh aku minta imbalan lain?” tanyanya penuh harap. Aku mengernyit tapi akhirnya mengangguk juga,
“Maukah kau ucapkan selamat ulang tahun untukku? Kau pasti sudah tau aku berulangtahun hari ini. Aku merasa kehilangan satu ucapan selamat dari seorang fans setiaku,” ucapnya kalem membuat aku terkejut seketika.

~Flash back~
“Kyuhyun-ah~ Kau tau? Ternyata selama ini adikku sangat mengidolakanmu! Dia bertingkah konyol dan seidikt gila ketika sudah berbicara mengenaimu,” ucap Heechul dalam keadaan setengah sadar. Saat ini mereka tengah minum disebuah kedai soju pinggir jalan.
“Emm? Benarkah, hyung?” tanya Kyuhyun antusias, antara terkejut dan senag.
“Hmmm, bahkan dia akan menyanyikan lagumu setiap hari dan memanggilmu Oppa setiap hari sedangkan denganku pun tidak.” Ucap Heechul lagi sambil menganggukan kepalanya berkali-kali.
“Dia bahkan pernah kabur dari rumah saat hari ulang tahunmu tiba. Katanya ia ingin merayakan hari jadimu bersama teman-temannya yang lain didepan gedung apartemenmu! Gadis itu benar-benar bodoh!” Kyuhyun hanya tersenyum mendengarkan aduan Heechul.
Kebanyakan fansnya memang sering merayakan hari jadinya didepan gedung apartemennya saat pergantian tanggal 2 ke tanggal 3 Februari dan mereka akan menunggu dirinya disana sampai pagi dan Kyuhyun keluar dari apartementnya.

“Kau tahu? Saat perayaan ulang tahunmu tiga tahun lalu, dia bekerja part time gila-gilaan sampai mengabaikan kesehatannya dan setelah gajinya keluar dia malah menggunakannya untuk membelikan hadiah ulang tahun untukmu. Jelas saja aku marah besar, dan dia dengan keras kepala kabur dari rumah lagi untuk menyerahkan hadiahnya padamu. Apa kau menerimanya? Sebuah mantel berbulu tebal yag hangat berwarna coklat,” cerita Heechul lagi.
“Ye, aku sering memakainya saat musim dingin tiba. Sangat hangat,” tanggap Kyuhyun lagi sebelum akhirnya meneguk soju dari gelas miliknya.
“Sejak saat itu, aku selalu berusaha menggunakan cara licik untuk memotong uang sakunya besar-besaran sehingga ia tidak bisa seenaknya sendiri menghamburkan uang untuk membelikanmu hadiah lagi. Hahahaha aku kakak yang kejam, ya Kyuhyun-ah?” Heechul mengelap air di sudut matanya.
“Entah apakah ia masih mengirim hadiah padamu atau tidak, aku tidak tahu. Tapi setahuku sekarang dia selalu membenci hari ulangtahunmu karena aku akan memiliki seribu cara untuk memotong uang sakunya,”
“Tadi malam pun aku memotong uang sakunya, dan kurasa dia marah padaku,” lanjutnya lagi.
Heechul kembali meneguk sojunya, gelas terakhirnya dan setelah itu dia jatuh tertidur dimeja kedai itu.
~Flash back End~
“Jadi, apakah kau mau mengucapkannya untukku?” tanya Kyuhyun dengan wajah polos dihadapanku.
“Tapi kukira sudah sangat terlambat, sebentar lagi hari sudah berganti,” sesalku.
“lagi pula juga sudah mendapat banyak ucapan selamat hari ini,” tambahku lagi.
“Tapi kau belum mengucapkannya, masih terasa kurang! Tambah satu ucapan darimu, jadi biar bertambah jumlah orang yang mendoakanku!” ucapnya menggebu.
Kulihat Kyuhyun melirik jam digital yang terpajang didinding rumahku,
“Masih ada waktu, satu menit lagi. Jadilah yang terakhir mengucapkannya, dari pada kau tak mengucapkannya sama sekali,” kali ini dia terlihat seperti memohon.
Oh baiklah~ aku tidak tahan dengan wajah tampannya yang memohon seperti itu.
“Baiklah, 23.59,” ucapku sambil melirik jam didinding.
“Selamat ulang tahun, Cho Kyuhyun yang tampan!” ucapku kemudian dengan senyum manis, tentu saja kali ini senyumku tulus, dari dalam hati. Bukan senyum ala pedagang seperti di restaurant tadi.
Dia terlihat senang, dan chup! Dia mencium pipiku!
“Terimakasih Kim Hanna! Kau cantik sekali, aku pulang dulu!” pamitnya dan kabur secepat yang ia bisa dengan senyum bocah yang menghiasi wajahnya.
Aku masih terkejut dengan apa saja yang baru terjadi, dan menyentuh pipiku sendiri. Pipiku yang baru saja diciumnya. Aku merabanya pelan dan tak percaya.
Apa itu? tadi itu apa? Apakah benar? Cho Kyuhyun mencium pipiku! Iya, pipiku! Mencium! Kurasa aku akan benar-benar gila. Arghtt!!!
*END*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar