Judul : I Hate Your Birthday (The Last
Birthday Greeting)
Author : @haanaa407
Cast : Kim Hanna
Cho Kyuhyun
Kim Myungsoo
Kim Heechul
Cho’s Family
Genre :
Romance
Disclaimer: ini adalah epep kedua saya denga cast abang upil yang ganteng dan alien maniak hitam yang syakept! disini nggak ku kasih keterangan penggantian POV, jadii harap jeli ketika membaca teman-teman. Happy Reading and Hope U'll enjoy it *ala uncle Sam charter*
Mataku
masih setia menelusuri benda persegi berwarna putih milikku ini. Membaca trending
topic di twitter. Ini tanggal 3 Februari, kalian pasti tahukan apa artinya?
Ya, ini adalah hari jadi si karung beras menyebalkan itu! Penyanyi solo sekaligus
MC terkenal seantero Korea! Sudah sejak tadi time line ku penuh dengan
ucapan selamat ulangtahun untuknya. Tapi seramai apapun time line ku, entah
mengapa tahun ini aku malas untuk sekedar bergabung bersama yang lain mengucapkan
selamat untuknya, karna rasanya semuanya akan sia-sia saja. Padahal aku sudah
berada di time line-nya dan bersiap menuliskan sesuatu dari tadi, tapi
selalu ku urungkan. Aku ingat ketika baru pertama kali mengenalnya aku sampai
menuliskan tiga pesan berbeda ke account twitternya. Sungguh kalau mengingatnya
aku merasa sangat konyol sekali.
“Hanna-ya!
Kau belum tidur, eoh?” suara berat khas lelaki yang mengantuk memaksaku
mengalihkan perhatianku dari ponselku tadi.
“Eo,
Oppa? Kau sudah pulang?” tanyaku
mendapati kakak laki-lakiku satu-satunya duduk disebelahku dengan mata setengah
terpejam, dan wajahnya kusut.
“Hmmm...
sejak tadi kuperhatikan kau mengerucutkan bibirmu sambil memandangi ponselmu,
ada yang salah?” tanyanya lagi, kali ini ia memposisikan kepalanya di atas
pangkuanku, mencari posisi ternyaman untuk tidur.
“Emm,
ani. Hanya sedikit sebal saja, tapi sudahlah! Tak usah khawatir, hanya
masalah sepele,” kataku sambil memijit bahu kakakku pelan. Dia menggeliat dalam
usahanya mencari posisi ternyaman.
“Pindahlah
ke kamar, Oppa! Kau terlihat lelah sekali.”
Dia
menggeliat lagi, bangun dari posisinya dan merenggangkan kedua tangannya sampai
bunyi persediannya yang tertarik terdengar oleh telingaku. Kakakku sudah hampir
bergerak dari posisinya ketika ia mengingat sesuatu dan berbalik kembali
menghadapku.
“Kau
tidak keluar malam ini? Kau tidak lupakan hari ini tanggal berapa? Kenapa masih
disini?” aku melotot karena dicecar dengan pertanyaan yang bertubi-tubi seperti
ini.
“Aku
malas, Oppa! Tahun ini aku tidak ingin pergi kesana,” jawabku dengan
wajah muram.
“Ah~
apa kau sudah mengubah jalan pikiranmu? Sudah tidak tergila-gila pada namja
berlidah tajam itu lagi?”
Aish~
ada apa dengan kakakku yang satu ini? Bukankah harusnya ia bersyukur melihatku
tahun ini duduk manis di rumah tanpa perlu berkeliaran di depan gedung
apartemen karung beras itu untuk melihatnya pulang dari aktivitasnya dan
mengucapkan selamat ulang tahun secara langsung?
Aku
ingat tiga tahun lalu aku sampai harus memohon-mohon agar ia mengijinkanku
keluar untuk menemui si karung beras itu, bahkan aku rela saja ketika ia dengan
sangat kejamnya memotong hampir separuh uang jajanku karena aku ketahuan kabur
dari rumah hanya untuk merayakan ulang tahun si karung beras bersama dengan
teman-temanku yang lain didepan gedung apartemennya.
“Kim
Heechul jangan menggodaku! Aku sedang tidak mood membicarakan pria
menyabalkan itu!” sungutku hingga membuat kakakku yang tampan itu mendelik
geram. Kurasa aku melupakan sesuatu, dia paling tidak suka jika ada orang yang
memanggilnya secara tidak sopan seperti yang kulakukan tadi. Aish~ tamatlah
riwayatmu, Kim Hanna!
“Ya!!
Berapa umurmu hingga berani-beraninya memanggilku seperti itu?” teriaknya
lantang, membahana, menelusup kedalam setiap inchi ruangan itu.
“Ma..
maaf Oppa! Aku lupa, huwaaa Miann!!” seruku buru-buru meminta maaf
sambil meraih bahunya untuk kupijat kembali.
“Tidak
ada maaf untuk mu! Uang jajanmu kupotong, enampuluh persen!” ucapnya dengan
nada final, dan jangan lupakan smirk andalannya yang mirip setan itu. Ia
kemudian bangkit dan menuju kamarnya dengan tampang tak berdosa.
Aish~
setiap tahun selalu seperti itu. Disaat tanggal 3 Februari Kim Heechul akan
mempunyai banyak ide untuk memotong uang jajanku secara kejam. Hal ini ia
lakukan sejak mengetahui bahwa aku adalah penggemar Cho Kyuhyun, si karung
beras itu. Ia pernah marah besar ketika memergokiku tengah membelikan sebuah
kado ulangtahun untuk Kyuhyun dari hasil gaji part-time ku.
“Kau
bahkan tak pernah mengucapkan selamat ulang tahun untukku, kakakmu. Tapi kau
malah dengan bodohnya menghamburkan uang hasil kerja kerasmu untuk orang asing
sepertinya!”
Hahahaha!
saat itu tubuhku benar-benar mengkerut mendapati ia cemburu karena perlakuan
tidak adilku. Bukannya aku tidak adil tapi situasinya sungguh berbeda, dia
kakakku, dan Cho Kyuhyun adalah idolaku. Bagaimana bisa aku menyamakan mereka
berdua? Bahkan Kim Heechul yang bodoh itu pun tidak pernah mengucapkan selamat
ketika hari ulang tahunku tiba. Jadi untuk apa aku repot-repot memberikannya
hadiah kalau dia saja cuek begitu.
‘Aku
benar-benar membencimu!’
Tanpa
pikir panjang aku mengetik kata-kata itu pada account twitterku dan dengan tak
sabaran segera kutekan tombol twit untuk mengupdate statusku tanpa
memperhatikan lagi apa yang kutulis. Aku lalu masuk kedalam kamarku sendiri dan
membanting pintunya kasar hingga terdengar suara Kim Heechul yang cempreng
memekakkan telinga.
***
Hari
ini adalah hari ulang tahunku, 3 Februari. Aku berencana untuk merayakannya
bersama keluargaku. Sepertinya sudah lama sekali sejak terakhir kali aku
berkumpul dengan keluargaku, aku merindukan mereka. Ah, ya aku melupakan
sesuatu. Aku mengambil ponselku dan mulai menyentuh icon berbentuk burung
berwarna biru dan mulai mengetikkan sesuatu disana,
‘Selamat
ulang tahun, Cho Kyuhyun yang tampan!’ tak lupa kusertakan foto tumpukan kado
dari para fansku yang sudah berdatangan sejak seminggu yang lalu. Ah~ betapa
susahnya menjadi orang tampan dan populer seperti ini! kkkk~
Aku
masih sempat mengulum senyum karena pemikiranku sendiri. Aku membuka banyak mention
ucapan selamat ulang tahun untukku. Entah kenapa hari ini aku
penasaran ingin melihat pesan-pesan dari para fansku itu satu persatu. Namun
beberapa saat kemudian senyumku lenyap seketika saat mendapati sebuah mention
dari sebuah account yang memiliki nama persis seperti ibuku, Kim Hanna!
‘Aku
benar-benar membencimu!’
Disaat
orang lain sibuk mendoakanku gadis ini dengan beraninya mengungkapkan
ketidaksukaannya padaku? Apakah dia salah satu antifansku? Kalau ia kenapa dia
berani muncul disaat seperti ini? Benar-benar cari mati! Hah! Pesan itu
berhasil membuat moodku berubah seketika.
Baiklah,
Cho Kyuhyun yang tampan, abaikan dia! Ah~ tapi tidak bisa, gadis itu mengusik
pikiranku. Aku mencoba melihat foto yang terpajang di accountnya, sebuah gambar
karikatur gadis dengan rambut lurus sebahu! Aaku belum puas, kembali ku
ubrak-abrik isi timelinenya, dan got it! Aku mendapatkan fotonya,
jadi seperti ini wajah seorang Kim Hanna yang membenciku itu? Benar-benar
membuatku gila! Lihat saja kalau aku bertemu dengamu!
Aku
kesal dan melempar ponselku asal kedalam saku mantelku dan beranjak pergi
menuju sebuah restaurant yang sudah dipesan keluargaku untuk merayakan
ulangtahunku dikawasan Gangnam.
***
Petang
ini aku bekerja disalah satu restaurant mewah didaerah Gangnam. Element
Infinity restaurant, sebuah restauran mewah milik sepupuku, Kim Myung Soo.
Jangan kira aku masuk kesini dengan cara nepotisme atau sebagainya, aku tetap
harus mendaftar dan mengikuti serangkaian tes selayaknya orang-orang melamar
pekerjaan. Kalian harus tahu bagaimana kejamnya klan Kim ini menyiksaku, kakak
laki-lakiku sendiri yang cantik dan sepupuku yang mempunyai ketampanan diatas
rata-rata dengan penampilan sedingin es! Mereka berdua benar-benar menyebalkan!
Bekerja
dihari Senin, entah mengapa rasanya seperti kutukan bagiku! Terlebih ini adalah
tanggal 3 Februari dimana kakakku mempunyai segudang cara licik untuk memamngkas
habis uang sakuku agar aku tidak dapat membelikan kado untuk si karung beras
dengan suara semerdu malaikat itu.
Uri
Myung-ie
berkata hari ini ada reservasi khusus diruang VIP dan dia dengan seenaknya
menyuruhku bertanggung jawab atas pelayanan yang akan diberikan pada tamu
tersebut. Untuk hari lain, tak masalah jika aku harus memamerkan senyum manis
ala pedagangku kepada pelanggan disini, tapi tidak untuk hari ini. Moodku
sedang jelek!
Dengan
menghembuskan nafas secara kasar, aku memasang name tag ku dan keluar
untuk menyambut tamu yang sebentar lagi akan datang. Ah ya, dan jangan lupakan
senyum manisku, itu juga harus kupasang agar pelangganku tidak kabur karena
melihat wajah masamku. Kim Hanna, fighting!
***
“Selamat
datang di restaurant kami, mari saya tunjukkan meja anda,” salam Kim Hanna pada
tiga orang yang baru saja memasuki restaurant itu. Seorang laki-laki paruh baya
dengan dandanan elegant ala CEO Korea bersama istri dan anak perempuannya.
Keluarga mereka terlihat hangat dan harmonis.
Hidangan
pembuka telah selesai disajikan didepan meja mereka dan Hanna membungkukkan
badannya sebagai tanda hormat ketika suara pintu ruangan itu terbuka. Hanna
mundur beberapa langkah sampai suara laki-laki paruh baya itu membekukan
langkahnya.
“Cho
Kyuhyun, akhirnya kau datang juga,” ucap lelaki itu hingga membuat Kim Hanna
sedikit tersentak dan mendapati satu pengertian baru dalam otaknya.
‘Jadi,
Cho Kyuhyun yang tampan itu yang telah memesan ruangan ini hari ini? Ah bukan,
maksudku keluarganya? Apa aku boleh melihatnya sekarang? Melihat wajah
tampannya? Mungkin sekalian meminta tanda tangan dan foto? Foto itu bisa
kuperbanyak dan ku jual pada teman-temanku sesama penggemarnya, bayangkan
berapa uang yang bisa kudapatkan? Aish~ tapi posisiku disini membuatku tak bisa
berbuat banyak. Bisa-bisa uri Myung-ie memarahiku habis-habisan karena aku
tidak profesional ketika bekerja. Ah~ aku harus merelakan penghasil won ku
hilang begitu saja didepan mataku, aish menyebalkan!’
“Nona,
bisa kau siapkan hidangan untuk putraku?” tegur Kim Hanna, ibu Cho Kyuhun yang
membuat Hanna tersentak dan gelagapan.
“Ne,”jawabnya
singkat dan kembali mendekat kearah meja dimana Cho Kyuhyun tengah duduk
bersama keluarganya.
Hanna
sedang menuangkan air putih kedalam gelas Cho Kyuhyun ketika tiba-tba saja Cho
Ahra menyela,
“Eo.
Nona, namamu juga Kim Hanna, eh?”
Hanna
cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya menuag air putih kedalam gelas Kyuhyun
dan melirik sekilas pada name tag yang terpasang di dadanya.
“Ah,
ne~ Kim Hanna imnida,” ucap Hanna masih dengan senyum pedagangnya. Seketika itu
Kyuhyun memutar kepalanya cepat ke arah Hanna.
“Ah~
eomma, akhirnya kau menemukan saudara kembarmu, nama kalian benar-benar sama!”
cerocos Ahra tidak penting sementara Kyuhyun malah sibuk memperhatikan wajah Kim
Hanna yang tengah menjadi bahan perbincangan keluarganya.
“Dasar
anak ini! Mana ada saudara kembar dengan jarak umur yang mengerihkan seperti
ini, dia bahkan lebih pantas menjadi anakku!” ucap Kim Hanna, ibu Kyuhyun.
“Ah,
sepertinya akan seru kalau kau menjadikannya menantumu, Eomma! Lihat saja,
adikku dari tadi memperhatikannya terus seperti itu,” tambah Ahra lagi sambil
mengulum senyum menggoda adiknya yang terlihat memandangi Hanna secara
terang-terangan.
“Sudah-sudah
kalian semua membuat nona ini jadi tidak nyaman, ayo lanjutkan acara makan
kita,” lerai tuan Cho pada keluarganya itu dan memulai makan sementara Kim
Hanna beranjak meninggalkan ruangan setelah membungkukkan badannya memberi
hormat.
***
Apa
karena ini adalah hari ulangtahunku jadi Tuhan berbaik hati dan mengabulkan
doaku begitu saja? Hari ini aku bertemu dengan orang yang mengirimkan pesan di account
twitterku bahwa ia membenciku. Tentu saja aku langsung mengenalinya karena
beberapa saat yang lalu aku melihat fotonya.
“Aku
permisi ke toilet sebentar,” pamitku pada keluargaku dan pergi begitu saja
tanpa menunggu persetujuan mereka.
Aku
tergesa-gesa keluar dan membuka pintu ruangan VIP dalam restaurant ini dan aku
mendengar suara noonaku yang gila sebelum aku berhasil menutup pintu ini
sepenuhnya.
“Kenapa
buru-buru sekali, apa dia benar-benar sudah di ujung tanduk?”
Noonaku
memang gila. Jadi kubiarkan saja ia berbicara sesukanya.
Aku
mencari-cari sosok gadis yang melayani keluargaku tadi, Kim Hanna. Dimana dia?
Aku mengedarkan pandanganku sampai pandanganku jatuh pada sosok yang sepertinya
ku kenali. Sedang berdiri tak jauh dari lorong yang akan membawa ke Toilet. Aku
buru-buru mendekat untuk menyapanya.
“Kim
Heechul sunbae!” ucapku sambil menepuk pundak orang itu. Kim Heechul,
seniorku saat di SMP dulu.
Pria
itu berbalik dan memandangku dengan bingung dan tatapan terkejut. Dia
memiringkan kepalanya sedikit untuk berpikir dan kemudian,
“Kau...”
“Cho
Kyuhyun, hoobaemu di SMP. Kau ingat?” pancingku.
“Ah~
ternyata yang itu. Kau berubah banyak ternyata sampai aku tidak mengenalimu
lagi,” ucapnya sambil menepuk-nepuk bahuku dan tersenyum hangat.
“Sepertinya
dulu kau tak lebih tinggi dari lenganku dan sekarang bahkan tinggimu sudah melebihiku!” tambahnya lagi.
“Ah,
ye.”
“Kau
sedang apa sunbae? Makan disini juga?” tanyaku basa-basi.
“Eoh,
tidak. Restaurant ini terlalu mahal untuk kantongku,” kelakarnya membuatku
tersenyum simpul. Dia berlebihan, dia kaya. Aku tahu itu.
“Aku
sedang mengawasi kerja adik perempuanku. Kalau dibiarkan, dia bisa kabur setelah
selesai bekerja disini,” lanjutnya lagi.
“Eo?
Adikmu bekerja disini? Ternyata kau belum berubah, hyung! Kau tetap
kejam seperti dulu. Membiarkan adikmu bekerja sementara kekayaan kalian
melimpah ruah,” protesku. Dan dia hanya tertawa menanggapinya.
“Dia
harus belajar susah agar tidak menghabiskan uang sesukannya sendiri. Dia
bertingkah konyol hanya untuk menyenangkan idoalanya, memberikan perhatian
lebih. Sementara aku tidak pernah diperlakukannya seperti itu,”
“Kau
hanya cemburu saja, hyung! Kau tak rela jika adikmu membagi perhatiannya
pada orang lain,” tanggapku kalem
“Oppa!”
pekik seorang gadis dari arah belakangku.
“Sudah
berapa kali ku bilang, jangang ikuti aku ketika aku sedang bekerja! Aku tidak
akan kabur malam ini meskipun ini tanggal 3 Februari!”
Memangnya
kenapa dengan tanggal 3 Februari? Haruskah kabur dijadwal seperti itu? kurasa
kakak-adik ini memang sama-sama aneh!
“Yak!
Kim Hanna!” aku membulatkan mataku kaget! Bahkan aku lupa aku keluar untuk
mencari gadis ini.
“Kenapa
kau berteriak-teriak seperti itu, kau lupa sedang dimana?” geram Heechul hyung
pada ... Kim Hanna?
“Eo.
Kyuhyun-ah kenalkan, ini adikku Kim Hanna,” katanya kalem.
Aku
gelagapan sama sepertinya.
“Aku
tadi sudah melihatnya didalam, hyung! Dia yang melayani ruanganku,”
ucapku pada Heechul hyung dan menjabat tangan gadis ini.
“Cho
Kyuhyun imnida,” sapaku.
“Ah~
y...yye~ Kim Hanna imnida,” balasnya. Kurasa dia terlalu gugup.
“Kurasa
aku harus segera kembali kemejaku, hyung! Kim Hanna, anyeong!”
pamitku sambil memberikan senyum terbaikku pada mereka berdua.
“Ya!
Apa itu tadi? Oppa menyimpan kenyataan berteman dengan dia?” aku masih
dapat mendengar berbisikan protesnya pada Heechul hyung sebelum berlalu.
***
Akhirnya
acara makan malam keluarga Cho selesai. Itu adalah tamu terakhir yang harus
Hanna tangani. Ia telah mengganti seragamnya dan bersiap untuk pulang. Arloji
yang melingkar ditangannya menunjukkan bahwa sudah jam 9.30 malam. Ponselnya bergetar
menandakan satu pesan masuk,
Hanna-ya
minta Myung Soo untuk mengantarmu pulang, aku pergi keluar untuk minum bersama
Cho Kyuhyunmu yang tampan.
“Aish~
menyebalkan!” gerutunya sambil berjalan menuju ruangan Kim Myung Soo.
“Myung-ie
antarkan aku pulang, sekarang! Aku sudah mengantuk,” titahnya sambil menarik
lengan sepupunya itu.
“Kenapa
kau selalu merepotkanku, huh?” gerutu Myung Soo.
“Kau
terlihat tampan ketika menggerutu seperti itu!” ucap Hanna sambil merangkul
lengan sepupuhnya itu.
“Tidak
usah merayuku, Kim Hanna! Aku sedang sibuk dan ayo cepat pulang!” balas Myung
Soo sambil menyambar jacket hitam kebanggannya serta kunci mobilnya.
Kim
Myung Soo, namja tampan dengan aura gelap yang mematikan. Ia tidak pernah
bicara lebih dari dua kata kepada siapa saja yang dianggap tidak masuk dalam
daftar orang-orang kepercayaannya. Ia memiliki hubungan sosial yang buruk
dengan orang-orang dikampusnya namun berubah menjadi sosok yang hangat dan
menyenangkan ketika berada di rumah.
Ia
mempunyai sebuah bisnis ‘game’ online selain bisnis restaurant. Element
Infinity Restaurant hanyalah sebuah kedok untuk menutupi bisnis aslinya, agar
terlihat lebih manusiawi. Penghasilan
terbesarnya adalah dari bisnis online tersebut, dia adalah raja yang menguasai
hampir semua bisnis ‘game’ onlie didunia.
“Myung-ie
bisa kau beri tahu aku siapa yang memiliki point tertinggi dalam ‘game’ mu saat
ini?” selidik Hanna ingin tahu.
“Kenapa?
Kau berniat bertanding dengannya?” tanya Myung Soo dengan nada remeh.
“Tidak,
aku bermaksud ingin berkencan dengannya!” ucap Hanna berang merasa diremehkan.
“Tapi
aku tidak mau berkencan dengamu, bodoh!” ucap Myung Soo dengan pandangan fokus
pada jalan.
“Jadi,
kau yang memiliki poin tertinggi? Sial! Ku kira Cho Kyuhyun yang maniak game
itu ikut ambil bagian. Kalau ia ikut dalam ‘game’ mu ini, aku yakin dia yang
akan mengantongi poin tertinggi!” kembali Hanna berujar membanggakan idoalanya
itu.
“Kau
pikir ini semacam bermain starcraft, eh? Sudahlah, kau lebih cocok membicarakan
soal dapur dari pada ‘game’ ku. Jangan lupa besok pagi ke apartementku untuk
belajar memasak! Dan kau harus sudah bisa mengupas 500 bua wortel dalam waktu
15 menit!” ujarnya.
“Mwo???
Kau pikir aku kelinci atau apa?” protes Hanna lagi.
“Aku
bahkan bisa melakukannya dalam waktu sepuluh menit!”
“Kau
alien jelek berbaju hitam yang menyebalkan!”
***
Jam
dinding dikamarku menunjukkan sudah pukul 11.50 malam ketika kudengar bunyi bel
dirumahku. Ada apa dengan Kim Heechul, apa dia tidak bisa membuka pintunya
sendiri? Mataku sudah terpejam, menempal erat, rekat tak mau terpisah satu sama
lain.
Aku
tetap turun dari ranjangku dan berjalan menuju pintu depan dan membukannya
untuk kakak laki-lakiku yang cantik itu.
“Ya!
Kim Heechul, kau bisa membuka pintunya sendiri, kenapa harus menekan bel!”
cercaku begitu aku berhasil membuka pintu. Dan saat itu aku hanya bisa berdiri
mematung sambil menyakiskan pemandangan yang tersaji didepan mataku.
Heechul
pulang dalam keadaan mabuk berat. Tapi bukan itu fokusku. Aku melihat orang
yang mengantarkan Heechul pulang. Cho Kyuhyun! Iya, Cho Kyuhun! Boleh ku ulang
lagi? Cho Kyuhyun!! Arghtt!!!
Tuhan,
kenapa kau begini baik padaku? Ah, aku mencintaimu,Tuhan!!!
“Hanna-ssi
bisa tunjukkan kamar Heechul hyung?” Tanya Kyuhyun susah payah sambil
menahan Heechul yang berulah dalam mabuknya.
“Eo?
Sebelah sini...” ucapku kemudian sambil menunjukkan arah kamar Heechul pada
Kyuhyun.
“Terima
kasih sudah mengantarkannya pulang, dan maaf sudah merepotkanmu,” ucapku
kemudian.
“Tak
masalah, kau hanya perlu membayar dengan segelas air putih! Hyung membuatku sedikit kewalahan tadi, jadi
sekarang aku haus,” ucapnya polos.
Aku
hanya melongo, tidak menyangka dia akan bicara seramah ini, seakrab ini padaku,
fansnya! Omona~
Aku
bergegas mengambilkan air putih untuk Kyuhyun yang tengah duduk di sofa ruang
tamuku. Ia meneguknya hingga tandas dalam sekali waktu.
“Kau
benar-benar kehausan,” lirihku sambil menatap terpesona padanya.
“Eh?
Ye. Hahahaha,” dia tertawa, tampan sekali!
“Boleh
aku minta imbalan lain?” tanyanya penuh harap. Aku mengernyit tapi akhirnya
mengangguk juga,
“Maukah
kau ucapkan selamat ulang tahun untukku? Kau pasti sudah tau aku berulangtahun
hari ini. Aku merasa kehilangan satu ucapan selamat dari seorang fans setiaku,”
ucapnya kalem membuat aku terkejut seketika.
~Flash
back~
“Kyuhyun-ah~
Kau tau? Ternyata selama ini adikku sangat mengidolakanmu! Dia bertingkah
konyol dan seidikt gila ketika sudah berbicara mengenaimu,” ucap Heechul dalam
keadaan setengah sadar. Saat ini mereka tengah minum disebuah kedai soju
pinggir jalan.
“Emm?
Benarkah, hyung?” tanya Kyuhyun antusias, antara terkejut dan senag.
“Hmmm,
bahkan dia akan menyanyikan lagumu setiap hari dan memanggilmu Oppa
setiap hari sedangkan denganku pun tidak.” Ucap Heechul lagi sambil
menganggukan kepalanya berkali-kali.
“Dia
bahkan pernah kabur dari rumah saat hari ulang tahunmu tiba. Katanya ia ingin
merayakan hari jadimu bersama teman-temannya yang lain didepan gedung
apartemenmu! Gadis itu benar-benar bodoh!” Kyuhyun hanya tersenyum mendengarkan
aduan Heechul.
Kebanyakan
fansnya memang sering merayakan hari jadinya didepan gedung apartemennya saat
pergantian tanggal 2 ke tanggal 3 Februari dan mereka akan menunggu dirinya
disana sampai pagi dan Kyuhyun keluar dari apartementnya.
“Kau
tahu? Saat perayaan ulang tahunmu tiga tahun lalu, dia bekerja part time gila-gilaan
sampai mengabaikan kesehatannya dan setelah gajinya keluar dia malah
menggunakannya untuk membelikan hadiah ulang tahun untukmu. Jelas saja aku
marah besar, dan dia dengan keras kepala kabur dari rumah lagi untuk
menyerahkan hadiahnya padamu. Apa kau menerimanya? Sebuah mantel berbulu tebal yag
hangat berwarna coklat,” cerita Heechul lagi.
“Ye,
aku sering memakainya saat musim dingin tiba. Sangat hangat,” tanggap Kyuhyun
lagi sebelum akhirnya meneguk soju dari gelas miliknya.
“Sejak
saat itu, aku selalu berusaha menggunakan cara licik untuk memotong uang
sakunya besar-besaran sehingga ia tidak bisa seenaknya sendiri menghamburkan
uang untuk membelikanmu hadiah lagi. Hahahaha aku kakak yang kejam, ya Kyuhyun-ah?”
Heechul mengelap air di sudut matanya.
“Entah
apakah ia masih mengirim hadiah padamu atau tidak, aku tidak tahu. Tapi
setahuku sekarang dia selalu membenci hari ulangtahunmu karena aku akan
memiliki seribu cara untuk memotong uang sakunya,”
“Tadi
malam pun aku memotong uang sakunya, dan kurasa dia marah padaku,” lanjutnya
lagi.
Heechul
kembali meneguk sojunya, gelas terakhirnya dan setelah itu dia jatuh tertidur
dimeja kedai itu.
~Flash
back End~
“Jadi,
apakah kau mau mengucapkannya untukku?” tanya Kyuhyun dengan wajah polos
dihadapanku.
“Tapi
kukira sudah sangat terlambat, sebentar lagi hari sudah berganti,” sesalku.
“lagi
pula juga sudah mendapat banyak ucapan selamat hari ini,” tambahku lagi.
“Tapi
kau belum mengucapkannya, masih terasa kurang! Tambah satu ucapan darimu, jadi
biar bertambah jumlah orang yang mendoakanku!” ucapnya menggebu.
Kulihat
Kyuhyun melirik jam digital yang terpajang didinding rumahku,
“Masih
ada waktu, satu menit lagi. Jadilah yang terakhir mengucapkannya, dari pada kau
tak mengucapkannya sama sekali,” kali ini dia terlihat seperti memohon.
Oh
baiklah~ aku tidak tahan dengan wajah tampannya yang memohon seperti itu.
“Baiklah,
23.59,” ucapku sambil melirik jam didinding.
“Selamat
ulang tahun, Cho Kyuhyun yang tampan!” ucapku kemudian dengan senyum manis,
tentu saja kali ini senyumku tulus, dari dalam hati. Bukan senyum ala pedagang
seperti di restaurant tadi.
Dia
terlihat senang, dan chup! Dia mencium pipiku!
“Terimakasih
Kim Hanna! Kau cantik sekali, aku pulang dulu!” pamitnya dan kabur secepat yang
ia bisa dengan senyum bocah yang menghiasi wajahnya.
Aku
masih terkejut dengan apa saja yang baru terjadi, dan menyentuh pipiku sendiri.
Pipiku yang baru saja diciumnya. Aku merabanya pelan dan tak percaya.
Apa
itu? tadi itu apa? Apakah benar? Cho Kyuhyun mencium pipiku! Iya, pipiku!
Mencium! Kurasa aku akan benar-benar gila. Arghtt!!!
*END*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar