Selasa, 18 Februari 2014

[FF Special Changmin's Birthday] Apple Boy


“Berhenti menatapku seperti itu, Shim Chang Min!!”
Aku berteriak geram. Lagi-lagi pria ini menatapku seperti ingin menelanku bulat-bulat. Dia berjalan mendekat kearahku, meraih pipiku dan meremasnya.

“Yak! Sakit tahu! Tanganmu itu kotor! Jika sampai besok ada jerawat yang menempel dipipiku, tamatlah riwayatmu, Shim Chang!” ancamku dengan tatapan tajam. Pria itu hanya terkekeh, menyamakan wajahnya dengan wajahku. Sedikit membungkuk, karena postur tubuhnya yang seperti tiang listrik itu.
“Ck, siapa suruh pipimu merona semerah apel begitu! Aku kan jadi ingin menggigitnya!”
Matanya menatapku lekat, mengunci pandanganku disana. Kalian harus percaya padaku kalau pria setinggi pohon kelapa ini lebih mencintai isi kulkasnya dari pada pacarnya. Sungguh, pria dengan pemikiran yang masih sangat kekanakan. Kasihan sekali wanita yang terjebak menghabiskan sisa hidup bersamanya.
Mataku membulat sempurna saat merasakan hembusan nafasnya menerpa pipiku.
“Yak! Shim Chang! Apa yang kau lakukan?” tanyaku panik berusaha menghindar.
“Tentu saja menggigit apelmu, apa lagi?” ia menampakkan cengiran polos tanpa dosa. Aku panik dan langsung mendorong dadanya sampai ia terjungkal dengan sempurna. Aku menampakkan seringaian sinis. Pria kurang ajar!
“Yak! Kenapa ada gadis dengan kelakuan sebrutal dirimu, eoh? Aku kan hanya ingin meminta apel, apa salahnya? Ck, kau pelit sekali!” dia menggerutu dan berjalan mendekat ke arahku lagi. Pria ini benar-benar mesum!
 “Sudah ku bilang, jangan mendekat!” teriakku frustasi.
Kenapa ada pria pemaksa seperti dia? Hah, Tuhan selamatkan aku! Ia berjalan semakin mendekat ke arahku, tangannya terjulur kesisi tubuhku. Gerakannya lamban dan matanya menatap tajam mataku. Membuatku terpaku, beku. Bak patung. Diam. Tak bisa bergerak sesenti pun. Aku menutup mataku gusar saat lagi-lagi nafasnya menabrak pipiku yang kuyakini semakin merona.
“Sudah ku bilang, aku hanya ingin mengigit ini,”
Krauk. Terdengar seperti... apel?
“Kenapa menutup matamu? Kau tidak pernah melihat orang makan apel, eoh?”
Aku membuka mataku takut-takut dan menemukannya sedang menggigit apel dengan wajah berbinar. Jadi dia benar-benar menggigit apel? Aku menoleh kebelakang, ke arah meja makanku. Ada sekeranjang apel disana, kiriman Oppa-ku kemarin.
Aku melongo menyadari betapa bodohnya aku. Ah, bukan. Maksudku, betapa liarnya pikiranku! Sial, dia mengerjaiku lagi.
“Marrie Kim, apa yang kau pikirkan, hum? Kau pasti berpikir mesum yak?” berondongnya saat ia selesai memakan apelnya.
“Apa? Yang benar saja!” elakku gugup berusaha memandang ke arah lain, yang penting tidak kearahnya.
“Pipimu merona lagi, manis sekali,” ujarnya lembut. Kurasakan jari-jarinya mengelus pipiku lembut, penuh sayang. Ia kembali mendekatkan wajahnya kearahku. Tuhan, kenapa makhluk ini suka sekali menggodaku?
“Ku harap rona ini hanya akan muncul untukku saja,” bisiknya pelan ditelingaku. Aku meremang mendengar ucapannya.
Sebelum aku menyadari keadaaan, kurasakan bibirnya menempel dipipiku. Perlahan ia mengerakkannya dan ada sesuatu yang menancap disana. Giginya! Astaga, giginya benar-benar menancap dipipiku!
“Akhh!!! Sakit! Shim Chang, kau gila!!” jeritku seketika.
“Hehehe... Maaf, aku lepas kontrol! Pipimu merah sekali tadi, aku jadi gemas! Aku pergi dulu, anyeong!
Aku melongo menatapi kepergian makhluk aneh itu. Apa lagi? Dia berbalik lagi,
“Ah ya, terimakasih untuk apelnya! Jangan kau habiskan semua, sisakan untukku atau aku akan menggigit pipimu lagi!”
Benar-benar pria idiot.
“Yak! Apple boy!!!” aku berteriak kencang. Sungguh aku bisa gila jika lama-lama berinteraksi dengannya!


END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar