Aku tidak tahu seberapa jauh aku telah
meninggalkan apartemenku. Aku membuka mataku perlahan saat merasakan mobil ini
sudah berjalan diantara jalan berbatu dan lajunya sudah jauh lebih pelan
daripada yang tadi. Aku melihat sebuah bangunan yang hampir mirip dengan
bungalau terpampang jelas didepan mataku. Sepanjang pengetahuanku, ayahku
maksudku ayah mertuaku tidak mempunyai rumah dinegara ini, jadi ini rumah milik
siapa?
Aku masih mencoba menerka-nerka tentang
kepemilikan bangunan yang semakin terpampang jelas didepanku ini ketika
kurasakan mesin mobil Seung Joon sudah dimatikan. Dia keluar dari mobil dan
menggebrak pintunya dengan sangat keras hingga membuat lamunanku buyar. Dia
berjalan kesisi pintu mobil dan membukakan pintunya untukku. Seumur hidupku,
ini baru pertama kalinya ia sudi membukakan pintu mobilnya untukku. Apakah ini
pertanda baik yang Tuhan coba kirimkan padaku? Entahlah.
“cepat keluar!” ucapnya dengan suara tajam.