Jumat, 17 Januari 2014

[JoonKyo's Moment] A Litle incident before the story Begin... part II



"Choi Dong Kyo... akhirnya kita bertemu juga, kukira kau sudah keluar dari kampus ini..” Min Woo mengacak poni Dong Kyo asal.

“Sunbae, aku bukan anak TK yang bisa kau perlakukan seperti itu. Merusak poniku saja, hufft,” Jawab Dong Kyo sekenannya dan menggeleng-gelengkan kepalanya untuk memperbaiki letak poninya.

“Kau terlihat aneh, sejak kapan kau memakai poni?” MinWoo baru menyadari gaya rambut baru Kyo.

“Hhmm, aku hanya ingin mengganti penampilanku saja, mengubah suasana hatiku lebih tepatnya, hhmm” Dong Kyo nyengir lebar didepan Sunbaenya itu.


“Ahh, ternyata Dong Kyo kami sudah dewasa. Yak! sejak kapan kau mulai memperhatikan penampilanmu? Apa kau sedang berusaha menarik perhatian seseorang? Bahkan gaya itu tidak pantas untukmu, aku suka kau dengan battle dari pada poni ini” Min Woo menyentil kening Dong Kyo dan gadis itu mengaduh pelan, meraba keningnya.

“Hmm, benarkah? Padahal aku hanya iseng, aku hanya ingin merubah sesuatu yang terlalu lama monoton dalam hidupku, kurasa..”

“Kau mau menceritakan padaku?”

“Eh, Cerita? Soal apa?”

“Sesuatu yang terlalu lama monoton itu? Apa kau sedang berpikir untuk mencari seorang kekasih?” Min Woo berbicara seenaknya sendiri.

“Apa aku terlihat semenyedihkan itu?” tanya Kyo yang lagi-lagi kehilangan arah pembicaraan.

“Menyedihkan untuk menyendiri?” tanya Min Woo tak kalah bingung dengan pembicaraan mereka.

“Ahh.. Sunbae, apa yang sebenarnya kita bicarakan, aku tak menangkap apapun dalam pembicaraan ini,” Dong Kyo menggerutu tak jelas.

“Hahaha, kau tak perlu memperjelasnya sekarang, semua akan terlihat jelas saat waktunya kejelasan itu muncul. Kau, hanya perlu  menunggu sampai saat itu tiba..” Min Woo tersenyum penuh arti yang hanya ditanggapi dengan wajah kebingungan Dong Kyo.

000ooo000



“Kali ini, apa yang ingin kau makan, Sang Chu-ya?” tanya Dong Kyo dengan mata setengah terpejam seperti biasa setelah sebelumnya bersusah payah untuk keluar dari ranjang kasurnya yang hangat menuju kemobil Sang Chu.
“Mmm, apa kau punya ide?” Sang Chu balik bertanya
“Mm..” hanya terdengar nafas teratur Dong Kyo. Ia tertidur lagi.
Sang Chu yang sudah ingin sekali meneriaki agar gadis itu bangun mengurungkan niatnya setelah melihat betapa damainya wajah itu ketika tertidur seperti ini. Akhirnya ia memutuskan untuk menarik garis bibirnya keatas, simetris membentuk setengah lingkaran, senyum.
“Mianhae, Kyo-ya. Aku selalu saja membuatmu seperti ini” tanpa Sang Chu sadari tangannya telah mengusap puncak kepala Kyo pelan.
“Aku tahu. Aku sudah hafal tingkahmu itu, Oppa” hanya terdengar seperti gumaman yang tak jelas. Namun gumaman yang keluar dari mulut mungil Dong Kyo itu berhasil memunculkan semburat bahagia diwajah Sang Chu.
“Apa kau sedang memandangiku sambil tersenyum sendiri? Hentikan kegiatanmu itu, Ahjussi. Aku risih melihat ekspresimu yang seperti itu” tambah Dong Kyo lagi masih dalam taraf gumaman yang semakin tak jelas yang sukses membuat Sang Chu meledakkan tawanya saat itu juga.
Dong Kyo yang menndengar tawa pria yang begitu keras itu pun tersentak dari tidurnya, dan tiba-tiba kesadaran telah memenuhi dirinya.
“Wae.. waeyo? Kenapa kau tertawa aneh seperti itu?”
“Tidak, hanya ingin saja” kali ini Sang Chu sudah berhasil meredakan tawanya, ia hanya menyeringai dan mulai menghidupkan mobilnya.

000ooo000

“Dong Kyo-ya! Waeyo? Kau punya masalah?” tanya Joon kalem yang saat ini tengah duduk diruang TV apartemen Dong Kyo. Dong Kyo hanya tersenyum tipis.
“Kau mau cerita?”
“Apakah kau orang yang sama seperti ini jika dihadapan gadis lain?” Joon yang mendengar pertanyaan tiba-tiba Dong Kyo itu tersentak kaget.
“Waeyo? Mukamu aneh sekali, Joonie-ya!” Kyo tertawa melihat ekspresi terkejut Joon.
“Hmmm, memang seperti apa diriku seharusnya menurutmu dihadapan seorang gadis?”
“Hmm, entahlah. Dulu kukira kau adalah orang yang menyebalkan, mengingat gaya berkenalanmu diatas panggung yang menyebalkan pada waktu konser itu”
“Mwo??”
“Menurut Sang Mi kau juga seorang magnae jahil yang suka mengerjai para Hyungmu, astaga kurasa banyak fansmu yang meniru gayamu itu, menjadi seenaknya sendiri agar terlihat sama sepertimu, hhmm”
“Siapa Sang Mi? Bukan salahku jika mereka meniru gayaku,” jawab Joonie santai. Tiba-tiba saja Joonie mencondongkan tubuhnya kearah Dong Kyo, wajah mereka berada pada jarak yang sangat dekat sekali, Jonnie menyipitkan matanya dan menatap Dong Kyo lekat,
“Apa kau sedang menyelidiki latar belakangku, Nona Choi?” Joonie menunjukkan senyum miring itu lagi, ah bukan, itu terkesan seperti orang yang terkena Stroke sedang tersenyum.
“Mwo? Untuk apa?”
“Untuk apa lagi? Kau pasti salah satu anggota the Jooniest. Mengaku saja! Hahahaha”
“ya! Apa-apaan itu? the Jooniest apa?” Joon tetap tertawa sendiri sambil memandangi Dong Kyo. Menatap gadis ini dari jelas, melihat setiap perubahan ekspresinya, sangat menarik perhatian Joon belakangan ini.
“Mmm,.. Joonie-ya! Kau , menurutmu apa yang akan kau lakukan jika.. ah tidak lupakan saja,” Dong Kyo mengurungkan niatnya. Bagaimanapun juga prinsip hidupnya harus tetap ia pegang kuat-kuat, bahkan ia baru mengenal Joon sebulan ini, membagi kisah sedihnya terhadap Joon saja sudah merupakan pelanggaran komitmen hidupnya sendiri, apalagi kalau ia harus benar-benar menumpahkan semua isi hatinya untuk didengarkan Joon, ia harus berpikir ulang.
“Mwo-ya?? Kau mau menanyakan sesuatu? Kau kesulitan, kita buat mudah saja” tawar Joon.
“Hmm baiklah, apa kau pernah berkencan?” tanya Dong Kyo tanpa berpikir panjang.
“Apa ini ajakan untuk berkencan?” mata Joon berbinar nakal.
“Yaa! Kau hanya tinggal menjawab, kau tidak boleh balik bertanya Joonie-ya!”
“Hmm, mungkin akan segera terjadi,hmm”
“Apa itu berarti kau belum pernah melakukannya?” mata Dong kyo menelisik wajah Joon tak percaya.
 “Melakukan apa? Jangan memandangiku seperti itu jika kau tak ingin terpikat pesonaku, kau bisa jatuh hati padaku dengan cara pandangmu yang seperti itu, nona!” cibiran Joon ini sukses membuat Dong Kyo lantas membuang muka.
“Aish.. yang benar saja. Aku yakin kau sudah pernah melakukannya!”
“Apa yang membuatmu yakin!”
“Tidak mungkin pria sepertimu belum pernah melakukannya!”
“’Pria sepertimu’? Maksudmu pria yang seperti apa, Nona?” pancing Joon kembali yang membuat kendali diri Dong Kyo berantakan.
“Pria tampan..”kata-kata itu meluncur bebas sebelum Dong Kyo sempat mencegahnya. Joon menampakkan senyum itu lagi, tidak hanya bibirnya, matanya juga tersenyum.
“Aku tahu, kau pasti akan mengakui kalau aku tampan! Aku sudah tau itu, hahahah”
“Apa kau mau pergi berkencan dengan pria tampan ini, nona?” Kyo yang hatinya entah mengapa sedang merasa sesak karena perkataan SangChu kemarin malam malah menimpali sekenanya saja.
“Mungkin aku akan menerima ajakanmu..” Jawab Dong Kyo kalem yang sukses membungkam mulut Joon.
“Tapi aku masih ingin hidup tenang tanpa harus berurusan dengan fans fanatikmu, the Jooniest itu, hahaha. Tapi itu tawaran yang bagus, Tuan Cho!”
Cletak.
“Aw.. sakit tau! Kenapa kau harus menyentil keningku, kau adalah orang ketiga yang melakukannya padaku hari ini!” sungut Dong Kyo kesal.
“Orang ketiga? Tidak buruk. Besok aku akan jadi yang pertama,” jawab Joon kalem.
“Kau! Kau mau cari mati!” Dong Kyo berteriak kesal kearah Joon.
“Dong Kyo-ya! Aku serius! Aku ingin mengajakmu berkencan, dan aku tidak menerima kata  penolakan darimu!” Seketika Dong Kyo terdiam. Ia nampak berpikir lama, memilah kata yang tepat untuk kembali beralasan, terlalu banyak kata-kata yang berkumpul namun semuanya terlihat seperti alasan bodoh saja sekarang. Ia sudah membuka mulut namun diurungkan lagi.
“Ayolah, Nona Choi! Tidak akan jadi seburuk itu! Kau hanya perlu pergi berdua denganku, bukankah kau juga biasa melakukannya dengan sahabatmu itu!”
“Apakah itu termasuk dalam hitungan berkencan, Joonie-ya?”
“Itu? itu apa?” tanya Joon tak mengerti.
“Pergi bersama sahabat. Apa itu termasuk dalam hitungan berkencan?”
“Terserah kau mau menganggapnya bagaimana, yang kutahu, kau akan pergi bersamaku, besok!”
“Yak! Apa-apaan! Memangnya kau tidak ada pekerjaan?”
“Ada! Aku akan menjemputmu setelah pekerjaanku selesai, jadi tunggu aku. Baiklah, aku pergi dulu, mimpikan aku malam ini, ne?” Joon mengusap puncak kepala Dong Kyo dan membiarkan gadis itu mematung ditempat duduknya.
 

000ooo000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar