Judul: Differential And Marriage
Author: @haanaa407
Cast: Marcus Cho
Anne Kim
Disclaimer: Hola-hola!!! saya balik lagi bawa obrolan nista sambil ngupil antara kopel
paporite saya si Kim dan si Cho, hahaha XD.
Em, maunya siih ini pemanasan sebelun saya nulis buat kado ultah Uri
Myung-ie tanggal 13 entar! ditunggu yak?! *ala pak Tarno*
Dan, udah sampun thelast, Happy Reading!!^^
“Hei!”
“Eoh?
Hei,”
“Kau
melamun, eh?”
“Em?
Tidak, hanya sedikit...”
“Sedikit?”
“Yah,
sedikit berpikir,”
“Tentang?”
“K...kau?
yah, mungkin kau, hmm...”
“Aku?”
“Yah,
begitulah,”
“Apa
yang kau pikirkan tentangku?”
“Banyak,”
“Mau
memberitahuku?”
“Kau
tak akan marah?”
“Em...”
“Aku
tidak akan memberitahukannya jika kau marah,”
“Beritahu
dulu, baru kuputuskan akan marah atau tidak,”
“Tidak
adil!”
“Jadi?”
“Aa..
akan kuberitahukan,”
“Oke!
Tentang?”
“Sudah
kubilang tentangmu,”
“Jadi?”
“Aku
berpikir, kau makin bertambah tua. Kau marah?”
“Kenapa
harus marah untuk sebuah fakta?”
“Kau
benar.”
“Kau
juga bertambah tua. Menua itu pasti bukan?”
“Emm,
tapi aku belum setua dirimu,”
“Kau
juga benar. Jadi, apa masalahnya?
“Aku
mulai merasa khawatir,”
“Tentang?”
“Sudah
kubilang, ini semua tentangmu,”
“Oh,
baiklah. Jadi?”
“Kau
semakin tua, setidaknya juga dewasa,”
“Yah,
begitulah kenyataannya!”
“Aku
khawatir. Setua ini dan kau masih belum menikah,”
“Aku
pasti menikah,”
“Aku
tahu, tapi kau bertambah tua setiap hari. Dan itu membuatku semakin khawatir,”
“Jadi,
aku harus bagaimana?”
“Cepatlah
menikah!”
“Baiklah,
ayo menikah sekarang!”
“Kau
bercanda?”
“Tentang
apa?”
“Kau
mengajakku menikah?”
“Tentu
saja. Kau pikir siapa lagi orang yang ada disini yang bisa ku ajak menikah? Hanya
ada kau disini,”
“Benar-benar
tidak bisa dipercaya,”
“Kenapa?
Kau tidak ingin menikah denganku?”
“Tentu
saja mau...”
“Jadi?
Tungu apa lagi?”
“Aku
mau jika keadaanmu tidak seperti ini. Bukan, maksudku keadaan kita,”
“Aku
tidak mengerti apa yang kau bicarakan.”
“Baguslah,
tetap pertahankan pandanganmu yang seperti itu!”
“Seperti
itu? seperti apa?”
“Tidak
mengerti jalan pikiranku,”
“Bukan
itu, keadaanku yang seperti apa?”
“Keadaanmu
yang, emm... bagaimana aku harus mengatakannya?”
“Katakan
saja,”
“Kau
tak marah?”
“Tsk!”
“Baiklah,
hahahaha!”
“Jadi?”
“Yah,
keadaan seperti sekarang ini. Dimana kau terlalu berkilau untuk bersanding
denganku, mungkin? Yah, seperti itu.”
“Berkilau?
Aku tidak menggunakan lampu atau semacamnya yang kulekatkan ditubuhku,”
“Aku
tahu. Hanya saja, aku dan kau terlalu jauh,”
“Aku
disini. Didekatmu, tak ada satu meter,”
“Harusnya
kau tau apa maksudku,”
“Oh,
baiklah. Itu mulai membosankan. Tapi bukankah kau mencintaiku?”
“Yah.
Tentu saja,”
“Kenapa
tidak mau menikah denganku?”
“Terlalu
banyak perbedaan diantara kita,”
“Bukankah
berbeda itu indah?”
“Ah,
itu hanya teori!”
“Bukankah
kita bisa saling melengkapi?”
“Apakah
dua hal yang berbeda bisa selalu saling melengkapi?”
“Tentu
saja!”
“Kau
yakin?”
“Sangat!”
“Jadi,
apakah kaki sapi yang hilang bisa dilengkapi menggunakan kaki jerapah?”
“Perumpamaan
macam apa itu? tentu saja tidak bisa!”
“Itu.
itu point-nya! Segala hal yang berbeda tidak akan bisa saling
melengkapi. Hanya sesuatu yang sejenis saja yang bisa saling melengkapi. Seperti
teori gembok dan kunci yang digunakan pada enzim.”
“Jadi
kau ingin aku menikah dengan orang yang sejenis denganku, begitu? Sesama pria?”
“Bukan,
hanya saja orang yang, yah tepat untukmu. Seperti itu,”
“Kau
pikir kau bukan orang yang tepat?”
“Bukankah
tadi sudah ku katakan, banyak perbedaan antara kita,”
“Aku
tidak peduli,”
“Tapi
aku peduli,”
“Dan
kau mencintaiku,”
“Kau
benar!”
“Kau
ingin melihat orang yang kau cintai menikah dengan orang lain?”
“Kalau
itu membuatmu bahagia, kenapa tidak?”
“Kau
bodoh! Terlalu naif,”
“Ah,
itulah aku!”
“Aku
hanya akan bahagia jika itu kau,”
“Tapi
kita berbeda,”
“Peduli
setan tentang perbedaan,”
“Menikahlah,
dan hidup dengan bahagia. Maka aku akan bahagia untukmu,”
“Sementara
kau menderita?”
“Sudah
kubilang, aku bahagia jika kau bahagia,”
“Sudah
kubilang. Aku hanya akan bahagia jika itu kau!”
“Aku
tahu,”
“Jadi?”
“Carilah
wanita yang sepadan denganmu, yang tidak memiliki perbedaan se-ekstreme diriku,
dan kau akan bahagia.”
“Ini
soal hati, aku hanya mau denganmu,”
“Mengertilah,
aku tidak bisa,”
“Aku
juga memohon pengertianmu. Aku juga tidak bisa jika bukan kau!”
“Jangan
keras kepala, Marcus!”
“Kuharap
kau juga seperti itu, Anne!”
“Jadi?
Kau akan menikah bukan?”
“Tentu
saja, tapi denganmu!”
“Ayolah,
Marc!”
“Ayo
cari gaun pengantin untukmu!”
“Kau,
Keras kepala!”
“Aku
tidak peduli,”
“Ah,
Sudahlah!”
_END_
ps: ide dari obrolan upil ini kudapetin pas lagi naek kereta
*jugijagijug* bahaaa udah mirip JK Rowling kan ye, tempat nemuin idenya?
yah, anggep aja nyicil, siapa tahu. entah siapa saya juga kaga tau
nasib tulisan saya bisa kaya nopel heri poter *ini ngarepnya
keterlaluan, kurang ajar, tapi pede XD hahahasudahlah, yang penting saya
nodong repiu aja lah, syalalala yeyeyeye :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar