Rabu, 06 Maret 2013

RAIN AND YOU


Langit malam kota Seoul terlihat pekat tanpa bintang. Butiran-butiran air itu turun dengan meriahnya menemani malam yang tengah merangkak. Seorang yeoja muda awal duapuluhan tengah asyik memandangi butiran air itu. entah sejak kapan ia mulai menyukai hujan. Yang jelas ada perasaan bahagia yang terselip dalam dadanya ketika tangannya berhasil menggapai butiran air itu. melihat hujan dibawah cahaya lampu jalanan ini memberikan efek yang jauh lebih baik.


“anehnya, hujan tak pernah semenarik ini sebelumnya bagiku,” gumam gadis itu sambil tersenyum simpul dan tetap memandangi gerimis yang menerpa wajahnya dengan lembut.


Gadis itu kembali melanjutkan perjalanannya menuju apartemennya setelah selesai berbelanja di salah satu minimarket dekat apartemennya.


“apa ini? Sejak kapan aku mulai tersenyum sendiri seperti ini? Apa aku sudah gila?” kata yeoja itu sendiri bingung.


Sesosok namja yang dari tadi mengikuti yoja itu secara diam-diam hanya tersenyum menanggapi tingkah aneh yeoja itu.



000ooo000




Seberapa kuat aku mencoba untuk melepasmu

Seberapa keras aku mencoba untuk mengabaikanmu,

Kemanapun aku pergi

Nyatanya hanya kau yang berada didepan mataku





“siapa sebenarnya namja itu? aku merasa wajahnya tak asing bagiku, seperti ada yang hilang dari pikiranku. Siapa dia sebenarnya?” yeoja itu mengetuk-ngetuk kepalanya dengan pensil mencoba mencari penjelasan atas namja yang dilihatnya tadi malam dijalan.


“mengapa aku merasa jantungku berdebar dua kali lebih cepat? Apa sebenarnya ini? Hanya melihat wajah datarnya saja sudah membuatku cukup bahagia,” renungnya lagi sambil menatap halaman kosong buku catatannya.


“apa aku sedang jatuh cinta? Mana mungkin! Bahkan aku tak mengenalnya, apakah benar jatuh cinta seperti ini? Kalau memang ini cinta, aku dapat artikan cinta adalah perasaan paling konyol sepanjang masa yang dimiliki oleh manusia.” Ucapa yeoja itu sambil kembali menatap buku catatannya itu, bersiap untuk menuangkan kata-kata pertamannya untuk pagi ini.


“Dong Kyo-ya! Sedang apa kau disini sendirian? Mana Joon?” tanya seorang yeoja manis bernama Shin Ha Ni. Yeoja itu menoleh sebentar pada Hani dan tersenyum simpul sebelum membalas,


“Molla, aku belum melihatnya sejak tadi.”


“aish~ anak itu, bahkan menghilang disaat aku membutuhkannya, “ gerutu Ha Ni tak jelas.


“waeyo? Kau butuh bantuan?” tanya Kyo lagi sambil menutup catatannya itu perlahan.


“eo. Aku ingin mengajaknya ketoko buku, aku malas pergi sendiri,” bibir Ha Ni mengerucut.


“haruskah dengan Dong Joon? Kurasa kau harus meminta ijin Park sang Mi terlebih dahulu jika kau ingin mengajaknya lagi, “ Kyo terkekeh.


“waeyo? Apa mereka sudah berkencan?” mata Hani membulat sempuran.


“ne!” jawab Kyo sambil mengangguk mantap.


“aish~ bocah kecil itu, padahal Noonanya saja belum punya pacar, bagaimana bisa dia dengan lancang mendahuluimu?” cecar Hani tanpa ampun.


“ya~! Kau ini! Mulutmu itu harus segera dicuci dengan sabun!” sungut Kyo sambil menatap Hani tajam. Alih-alih takut Hani malah tertawa lebar melihat ekspresi aneh yang tercipta dari wajah cantik Kyo.


“sudahlah Kyo hentikan itu! kau bahkan tak punya bakat untuk membentak orang, hahahahaha. Wajahmu terlihat konyol sekali!” Hani semakin tertawa kencang sambil memegangi perutnya, matanya sampai berair.


“aish~ bocah ini!”



000ooo000




Hari ini aku kembali bertemu dengannya, ditempat yang bahkan tak pernah kusangka sebelumnya, perpustakaan. Aku adalah mahasiswa Seoul national university yang paling rajin mengunjungi perpustakaan pusat. Ada banyak hal yang bisa kulakukan diasana selain mencari bahan-bahan tugasku.


Entah sejak kapan aku selalu memikirkan wajah itu. aku tidak tahu siapa namanya, tapi aku tak pernah bisa melepaskan bayangan wajah itu. ia benar-benar mengingatkanku pada seseorang, entahlah, aku tidak tahu siapa.


Melihat kelebatnya saja akan membuat hidupku seharian ini serasa ringan dan lancar. Perasaan apa ini? Aku tak tahu, jika itu cinta, ini terlalu konyol.


Aku hanya mampu memandangnya sekilas, tak lebih dari sedetik. Memandangnya lama-lama hanya akan membuat jantungku kuwalahan seperti mau meloncat dari tempatnya. Perasaan ini tak tergambarkan. Sekejap dunia serasa mendukungku, dan sedetik kemudian seperti tidak terjadi apa-apa. Ini sangat... membingungkan(?)



000ooo000






Jika hanya dua kali bertemu secara tidak sengaja masih dikatakan wajar,

Bagaimana jika secara ‘tidak sengaja’ pula aku dipertemukan dengannya untuk ketigakalinya?

Apakah ini masih disebut kebetulan?

Ataukah ini sebuah takdir?

Jika cinta adalah konyol,

Maka takdir adalah membingungkan




kali ini aku kembali bertemu dengannya, lagi (?) entah untuk berapa kalinya, sudah tak terhitung. Aku sudah bosan menghitungnya, karna kenyataannya sekarang aku bisa dengan mudah berpapasan dengannya sehari tiga kali –mengalahkan waktu makanku yang hanya dua kali sehari-. Aku bahkan tetap tak dapat memandangnya berlama-lama, tak lebih dari sedetik. Entahlah, kurasa aku terlalu pengecut untuk menghadapi kenyataan ini.


Aku bahkan belum pernah berani untuk menyapanya. Apakah aku perlu melakukan itu? bahkan mungkin saja ia tak pernah menganggapku ini ada. Menyedihkan sekali.



000ooo000



“Dong Kyo-ya! Kau mau menemaniku ke acara reuni SMP-ku, kan? Aku benar-benar malas jika harus pergi sendiri..” kata Hani dengan tampang memelas.


“wae?? Kenapa harus aku. Aku bahkan tak mengenal teman-temanmu itu. aku akan kelihatan konyol disana, tidak mau!” sahut Kyo cepat sambil membuang muka.


“aish~~ ayolah, akan kubelikan kau sekotak penuh susu coklat dan kopi untuk persedianmu selama sebulan, bagaimana?” Hani menawar.


“apa kau sedang mencoba melakukan penawaran denganku, nona Shin?” sahut Dong Kyo tanpa minat.


“oh, ayolah, ahh~~ baiklah,” Ha Ni menarik nafas kelihatan berfikir,


“ditambah.... traktiran makan siang dariku selama seminggu, ne?“ ucap Ha Ni lirih kelihatan ingin menangis. Kyo tertawa pelan mengamati perubahan wajah sahabatnya itu.


“ani, gwaenchana. Aku tidak sejahat itu, aku akan menemanimu, hahahah,” ucap Kyo simpul.


“ne?? Ahh~~~ gomawo~~ gomawoyo~~!”


“ah~ kau perlu menjawab surveyku yang satu ini, aku sedang ingin menulis cerita, “ sahut Kyo kemudian.


“dae? Mwoseum irrieya?”


“emmm, bagaimana kau bisa tahu jika kau sedang menyukai seseorang?” kata Kyo tanpa basa-basi.


“eo? Molla. Aku hanya merasa yakin, tanpa harus tahu apa sebabnya. Seperti perasaan tiba-tiba ‘ah~ ini orangnya’, seperti itulah, aku susah menjelaskannya! Kurasa kau harus jatuh cinta sendiri agar kau mengetahui perasaan itu...” Hani melirik curiga pada Dong Kyo.


“Omo! Apa kau sedang merasakan hal seperti itu?” tatap Hani tak percaya.


“molla”



000ooo000



Seorang namja berperawakan tinggi dengan kulit putih pucat tengah duduk dipojokan ruang perpustakan smabil sesekali memainkan ponselnya. Namja itu terlihat beberapa kali tersenyum mendengar suara bisik-bisik dua yoeja yang entah mengapa sejak tadi menarik perhatiannya. Mereka berdua terlihat Konyol. Salah seorang dari mereka menanyakan pertanyaan konyol, ‘bagaimana kau bisa tahu jika kau sedang menyukai seseorang?’, apakah gadis itu benar-benar bodoh atau ia polos? Namja itu sudah tidak bisa berkonsentrasi dengan bacaannya dan memutuskan untuk keluar dari ruangan itu.


“omo! Gadis itu lagi! Apakah dunia ini terlalu sempit?”  namja itu segera berlalu sebelum dua yeoja yang tengah asyik mengobrol itu mengetahui kalau dari tadi ada yang menguping pembicaraan mereka.





“Joonie-ya!” seru seseorang ketika namja itu baru keluar dari perpustakaan. Namja itu menoleh tanpa minat ke sumber suara dan matanya membulat sempurna.


“Yak!! Kau tidak sopan, panggil aku ‘oppa’!”, bentaknya kasar.


“shireo!” jawab yoeja yang tadi memanggilnya.


“yak! Kau, Cho Hyun Ra! Lihat saja, kau akan pulang sendirian!” ancam namja itu.


“lakukan saja dan bersiap-siaplah karna setelah itu semua komik dan rubik koleksimu akan berakhir mengenaskan,” jawab gadis itu santai.


“kau harus memanggilku ‘oppa’, apapun alasannya!” jawab namja itu tak mau tahu.


“yak! Hanya karna kau lahir lima menit lebih dulu daripada aku? Aku tak mau!” gadis itu tetap ngotot.


Namja itu tak berminat lagi dengan perdebatan ini dan malah memilih pergi meninggalkan yeoja yang memiliki wajahnya namun dengan versi perempuan.


“yak! Cho Seung Joon! Mati kau!”


Cho Seung Joon dan Cho Hyun Ra adalah saudara kembar. Mereka memiliki banyak kemiripan, sama-sama keras kepala, selain memiliki wajah yang mirip, tentu saja. Mereka tak pernah terlihat akur dan selalu meneriaki satu sama lain. Setiap pagi mereka akan meributkan hal-hal sepele dan berakhir dengan makian dan teriakan. Tuan dan nyonya Cho hanya bisa pasrah melihat kelakuan kedua anaknya itu dan terlihat tidak berminat dengan perdebatan mereka yang selalu membuat gaduh suasana pagi dirumah.



000ooo000



“Hyun Ra-ya! Kenapa kau berdiri disini sendirian? Sedang apa kau?” tanya seorang yeoja yang baru keluar dari perpustakaan itu.


“ani, Kyo-ya! Gwaenchana. Aku sedang mencari kalian berdua,” ucapnya lagi ketika melihat sosok Choi Dong Kyo dan Shin Ha Ni yang tengah berdiri sambil menatap ekspresi wajahnya yang acak-acakan.


“kau habis bertengkar dengan pacarmu, eoh?” tebak Ha Ni sekenanya.


“ani! Aku baik-baik saja. Kau mau mampir ke cafe, aku suntuk sekali hari ini,” ucapnya lagi memelas.


“baiklah, kajja” seru Kyo semangat sambil menarik lengan dua sahabatnya itu.





Pollar Cofee Shop, 4.30 p.m


“kau terlihat berantakan sekali, Hyun Ra-ya” ucap Dong Kyo sesaat setelah menyesap capucinonya yang masih tampak mengepul.


“emm, gwaenchana.” Sahutnya lemas.


“kau sedang berbohong, aku tahu itu!” sanggah Hani cepat.


“aku tak pernah bisa berbohong dengan baik,” akunya lagi.  Pandangan Hyun Ra menerawang jauh. Ia kembali menghela nafas.


“kurasa aku harus segera mencari pacar,” ucap Hani tiba-tiba yang sukses membuat Hyun Ra dan Dong Kyo membulatkan matanya sempurna.


“mwo???” sahut Hyun Ra dan Dong Kyo serempak.


“aku tak mau terus-terusan merepotkan kalian,” sahut Hani pelan,


“mwoya” Kyo tampak ingin meluncurkan aksi protesnya.


“adikmu juga, Kyo-ya! Aku tak bisa terus-terusan merepotkannya juga, kasihan Sang Mi,” tambahnya cepat.


“kurasa kau harus segera mencari juga, Kyo-ya!” tambah Hyun Ra cepat-cepat sambil tersenyum.


“aku tidak perlu mencari, karna ia yang akan mencariku dulu,” sahut Kyo sekenanya.


“aish~ anak ini memang tak pernah berubah,” gerutu Hani dengan wajah konyol,namun seketika wajahnya berubah menjadi seperti.. orang ketakutan (?) atau itu terpesona yang berlebihan, entahlah yang jelas ia terkejut.


“Hyun Ra-ya! Kau dicari eomma, aish merepotkanku saja. Kau harus segera pulang,” kata seorang namja dari arah belakang DongKyo.


Sesaat Ha Ni tampak kehilangan kendali atas dirinya sendiri.


“Cho Seung Joon....” desisnya tak percaya. Kyo memutar kepalannya kebelakang mencari tahu pemilik suara itu.


“aku bisa pulang sendiri,” sahut Hyun Ra ketus tanpa menoleh.


Dong Kyo melihat wajah itu lagi. Wajah yang ia lihat kemarin di perpustakaan, wajah yang ia lihat di minimarket itu, wajah yang selalu ia lihat dalam mimpinya. Namja itu kini begitu nyata berdiri tepat dihadapannya. Sesaat jantungnya berdetak tak karuan. Ia ingin berlari menghindar saat ini juga, bumi, telan aku sekarang juga! Batinnya menjerit ingin keluar dari situasi yang sama sekali tidak diinginkannya, bertemu dengan pria ini, membuat bernafas saja terasa begitu sulit untuknya.


Desis suara Ha Ni yang memanggil nama pria itu mau tak mau menarik Dong Kyo kembali pada kenyataan.


“kau ? kau mengenalnya?” tanya Kyo begitu saja tanpa bisa ia cegah. Ha Ni hanya mengangguk.


Namja bernama Cho Seung Joon itu menatap dingin kearah saudara kembarnya itu tanpa memedulikan dua yeoja yang duduk bersama saudaranya itu. sedetik kemudian ia menarik paksa kembarannya itu sampai kemobil.


“kau, aku benci padamu!” ucap Hyun Ra pada Seung Joon


“aku lebih membencimu” sahut Joon dingin




“ada apa dengan mereka? Apakah itu pacar Hyun Ra?” tanya Dong Kyo sesaat setelah dapat menguasai dirinya sendiri. Hani tersenyum lemah, namun detik berikutnya ia kembali pada wajah konyolnya yang biasa ia perlihatkan,


“ani, dia saudara kembar Hyun Ra,” jawab Ha Ni tanpa berminat untuk meneruskan penjelasannya.

“kau? Bagaimana bisa tahu? Kau mengenalnya?” tanyanya lagi ingin tahu.


“eo. Kami satu SMA dulu,  bodoh!” ejek Ha Ni. Kyo hanya mengangguk, namun sejurus kemudian ada perasaan ingin tahu yang menggelitik hatinya.


“kau, kelihatan aneh saat melihatnya tadi, apa aku salah?” selidik Kyo lagi.


“ani, kau memang benar. Aku, dulu aku pernah ditolak oleh Seung Joon. Kurasa dia hanya korban pelarianku saja,” kata Ha Ni lirih.


“mwo?? Kau?? Apa??”


“yak! Jangan menggodaku!” bentak Hani kesal.


“kau masih menyukainya?” goda Kyo lagi.


“bodoh, itu sudah tiga tahun yang lalu, itu hanya perasaan sesaat. Kau tahu seperti hari itu kau sangat menginginkannya, namun sesudahnya seperti kau bahkan tidak mengetahui kenapa kau menginginkannya, dan disaat semua terjadi kau baru mengetahui bahwa itu hanya sesaat, seperti itulah.,” jelas Hani panjang lebar.


“kau mengerti?” tambah Hani lagi ketika mendapati ekspresi konyol yang tengah terpampang dalam wajah cantik sahabatnya itu.


“eoh, hehehe” kyo nyengir lebar.


“sudah kuduga. Kau harus belajar mencintai seseorang,” kata Hani sambil menepuk bahu sahabatnya itu.


“bagaimana caranya, dari mana aku harus memulainya?” tanya Kyo polos. Hani nampak kehilangan kesabarannya.


“yak! Choi Dong Kyo! Kenapa ada gadis polos seperti dirimu ini??? Ah~ ani, kurasa kata boodoh lebih tepat untukmu, hahahahah” Ha Ni tertawa dengan penuh kemenangan.


“yak!”



000ooo000




“aigo~ kenapa gerimis ini selalu datang disaat seperti ini?” gerutu Hani pelan.


“waeyo?? Bukankah gerimis ini terlihat indah, lembut sekali” ucap Kyo sambil menengadahkan wajahnya kelangit dan merentangkan tangannya lebar menangkap butiran-butiran air dari langit itu.


“sejak kapan kau menyukai gerimis?” tanya Ha Ni curiga.


“entahlah, aku tidak tahu. Saat tak ada hal yang bisa kulakukan, aku memandang gerimis yang selama ini tak menarik bagiku, tapi setelah kuperhatikan, ternyata indah sekali,” jelas Kyo sambil tersenyum.


“itu pelajaran pertamanya, kau sudah mendapatkannya,” ucap HaNi misterius.


“apa?” tanya Kyo dengan tampang bingung.


“kau, sedang jatuh Cinta,” ucap Ha Ni kalem yang sukses membuat mata Kyo membulat sempurna.





Saat hal-hal sepele seperti ini terlihat indah dimataku

Saat itulah aku tahu

Aku mulai mencintaimu,

Kurasa





000ooo000




Malam tengah merangkak, namun alunan musik POP RnB masih menggema melalui sudut-sudut ruangan ini. Walaupun ini acara reuni SMP, tapi ini diluar dugaan Kyo. Merekaorang-orang ituterlalu berisik. Mereka tertawa, mengobrol keras-keras. Kyo kehilangan HaNi sesaat setelah mereka memasuki ruangan. Kyo merasa seperti orang hilang berada ditengah-tengah orang yang benar-benar tidak ia kenal. Tadinya ia ingin bertahan lima menit saja dalam ruangan itu, namun ia berubah pikiran ketika ia menemukan sebuah balkon yang agak tenang. Terlihat sebuah bangku kayu dipojokan sana. Tempat yang lumayan bagus untuk menyendiri samapai Hani menyadari dia berada disini.


“lumayan juga balkon ini, setidaknya aku bisa makan dan minum dengan lebih santai disini,” gumam Kyo sambil menjatuhkan pantatnya dibangku kayu tadi.


Kyo mulai menyantap hidangannya itu, sambil memandang langit malam. Tidak ada bintang yang terlihat. Tentu saja ini tengah kota, akan sangat sulit menemukan bintang ataupun bulan yang bersinar ditengah kota padat seperti ini.


Kyo menikmati terpaan angin malam yang membelai pipi dan rambutnya. Rasanya lebih mnyegarkan daripada diruangan yang penuh asap rokok tadi. Kyo memejamkan matanya dan menghirup udara malam itu dengan rakusnya dan menghembuskannya perlahan. Ia kembali asyik dengan dunianya, sambil memandangi langit pekat dan tersenyum manis.


“semenarik itukah langit hitam dimatamu hingga kau bisa tersenyum sendiri, nona?” suara seorang namja memecah keheningan di balkon itu.


Kyo tak pernah merasa nyaman jika ada orang asing yang tiba-tiba bergabung. Ia sudah hampir pergi, namun teringat bahwa dia harus bersikap ramah terhadap teman-teman Hani, walaupun dia tak ingin.


Kyo menampilkan sebuah senyum yang ia harap cukup sopan dalam keengganannya. Wajah namja itu terlihat begitu jelas sampai namja itu duduk disebelah Kyo. Kyo hanya ingin menoleh sebagai sopan santun, dan betapa terkejutnya ia ketika melihat namja yang duduk disampingnya itu.


“kurasa kau tidak pernah bersekolah disini, apa aku salah?” tanya namja itu sambil menelengkan wajahnya, memandangi wajah Kyo yang tertimpa cahay lampu.


“ne, aku memang bukan alumni sekolah ini. Aku hanya mengantar temanku saja,” jawab Kyo canggung.


“mm, siapa?” tanya namja itu datar


“HaNi. Shin Ha Ni.”


“aku bertanya namamu,” ucap namja itu lagi.


“eh?” Kyo sedikit terkejut dan wajah konyol itu langsung terpampang begitu saja.


“Dong Kyo. Choi Dong Kyo” jawab Kyo lagi.


“Park Sang Chu,” kata namja itu sambil mengulurkan tangannya. Kyo terlihat menimbang akan membalas atau tidak. Namja itu tetap menunggu dan akhirnya ia menerima uluran tangan itu dan menjabatnya.


“senang berkenalan denganmu, Dong Kyo-ssi!” ucap Sang Chu kembali. Kyo hanya tersenyum manis.


“kau, berteman baik dengan Hani?” tanya Kyo penasaran.


“mm, kami selalu berada pada kelas yang sama selama tiga tahun berturut-turut,” ujar Sang Chu mengenang.


“eo. Mengapa kau disini sendirian, dimana Hani?” tambahnya lagi.


“mollaseoyo. Dia tadi pamit untuk menghampiri temannya sebentar dan aku tak melihatnya lagi,” jelas Kyo merana, meras terabaikan.


“hahaha, sabar Dongkyo-ssi! Dia memang selalu seperti itu,” ujar Sang Chu. Tawa Sang Chu itu memecah kecanggungan diantara keduanya.


“kau mengenalnya dengan baik, Sangchu-ssi?” tanya Kyo lagi.


“tentu saja, kami berada pada kelas yang sama selama tiga tahun berturut-turut. Bagaimana aku tidak mengenalnya,” ada sorot kesakitan yang nampak pada wajah namja ini.


“kau, menyukainya?” tanya Kyo lebih hati-hati.


“kau bisa menjaga rahasia, Dong Kyo-ssi?” tanya sangchu sambil mendekatkan wajahnya kewajah Kyo, sekilas terlihat seperti ingin mencium. Kyo hany tersenyum mengangguk mantap.



“kau bisa percayakan padaku, Sangchu-ssi,” sahut Kyo ringan.


“aku tidak hanya menyukainya, kurasa aku mencintainya.” Sangchu masih menatap lekat wajah Kyo. Kyo hanya mengamati wajah tampan yang tengah berada tepat didepan matanya tanpa jara berarti. Kyo melihat kesungguhan dalam setiap kata-kata namja itu. tercetak jelas dimatanya.


“aku sudah bisa menebaknya,” sahut Kyo simpul kemudian megalihkan pandangannya kearah langit hitam itu lagi dan tersenyum.



000ooo000




Seorang yeoja yang mengenakan gaun berwarna pink pucat tengah melintasi ruangan mencari sosok sahabatnya yang sejak tadi secara tak sengaja terlupakan dan terabaikan olehnya. Ia telah bertanya pada teman-temannya yang kebetulan melihat Dong Kyo, ia berada dibalkon.


Gadis ituHani langsung berjalan ringan menghampiri satu-satunya balkon yang ada diruangan itu. langkahnya terhenti seketika ketika melihat sahabatnya, SangChu dan DongKyo terlihat begitu akrab. Apa itu? apa mereka tengah berciuman? Mengapa tiba-tiba Hani merasa sesak? Dia tak dapat bernafas dengan benar dan memilih pergi meninggalkan mereka tanpa berniat menegurnya terlebih dulu.


Menegurnya?? Bukankah itu akan menjadi hal terbodoh jika ia memergoki mereka seperti itu. kenapa bisa sesakit ini??



000ooo000




Dari atas balkon sini, kyo dapat melihat keluar dengan jelas. Ada seorang yeoja berjalan keluar dengan tergesa-gesa menuju parkir mobil. Sepertinya Kyo tak asing dengan gerak-gerak yeoja itu. yeoja itu berjalan menuju sebuah mobil hyundai merah diparkiran. Bukankah itu mobil Hani? Tunggu. Apa itu hani? Shin Hani? Dia mau kemana?? Dia mau pulang? Kenapa tidak mengajak Kyo? Apa gadis itu lupa membawanya kemari tadi. Aish~ anak ini benar-benar.



Kyo segera bangkit dari bangku kayu yang sejak tadi menopang tubuhnya. Sangchu yang melihat pergerakan tiba-tiba Kyo spontan menarik pergelangan tangan gadis itu, meminta penjelasan.


“aku harus segera menyusul Hani. Aish~ dia benar-benar membuatku hampir gila. Aku pergi dulu, Sangchu-ssi! Kuharap kau akan segera menyatakan perasaanmu padanya. Dia sepertinya sedang menunggu seseorang yang tepat. Kau tau maksudku, kan?” kata Kyo kemudian segera berlari menyeberangi ruangan dan keluar dari gedung itu.




000ooo000




Dong kyo berlari keluar dari gedung secepat kilat dan menuju kearah parkiran. Kyo sudah ingin meneriaki Hani namun batal dilakukan. Ada hal yang mnyesakkan dadanya yang tengah terjadi didepan matanya. Hani, Shin Hani temannya itu kini tengah berpelukkan dengan saudara kembar Hyunra yang entah siapa namanya itu karena Kyo memang tak pernah berminat untuk mengetahui nama namja itu. ia tak ingin terlibat semakin jauh. Ini sudah sangat membuatnya merasa frustasi. Harus dicukupkan sampai disini.



Kyo memutar tubuhnya dan berjalan menjauhi Hani dengan perasaan berkecamuk. Ia merasa sesak melihat sahabatnya itu berpelukan dengan namja yang diam-diam ia cintai(?). entahlah, hanya saja ia merasa sakit ketika melihat mereka berpelukan seperti itu.


Tak terasa air mata itupun leleh dari sudut mata Kyo. Kenapa semua berakhir secepat ini? Bahkan ia belum benar-benar memulainya. Haruskah ia membuang perasaan ini lagi, kali ini demi sahabatnya.


Mungkinkah Hani dan saudara kembar Hyunra itu sudah resmi berkencan? Tapi kenapa Hani tidak memberitahu Kyo. Tapi apakah ia benar-benar ingin tahu? Bukankah lebih baik tidak tahu?


Haruskah aku membuang semua perasaanku ini? Aku bahkan belum sepenuhnya memenuhi perasaanku pada namja sialan itu! aish~ kenapa aku begini cengeng hanya kerena seorang namja yang bahkan belum tentu mengenalkan dan mngetahui keberadaanku?


Kyo bergelut dengan pemikirannya sendiri. Kakinya melangkah tanpa arah. Pandangannya kosong. Sampai ia terhenti pada sebuah halte bus dan dia memutuskan untuk duduk disana sampai hatinya merasa baikkan.


Takkan ada yang menyadari keberadaanku, aku bukan siapa-siapa....





Air mata itu kembali meleleh untuk kesekian kalinya. Ia sudah tak sanggup mengusap air matanya itu lagi. Bahunya terlihat berguncang-guncang hebat, naik turun tanpa terkendali.


Saat bus terakhir malam itu tiba, Kyo mengerahkan segenap tenaganya untuk melangkah masuk kedalam bus dan pulang. Ia ingin sampai diapartemennya dan cepat-cepat tidur.




Aku mencintaimu,

Teramat dalam aku mencintaimu,

Sampai rasa ini terasa sesak memenuhi hatiku,

Bahkan disaat aku benar-benar tidak tahu siapa dirimu,

Aku tetap saja mencintaimu

Apakah aku terlalu bodoh?

Aku terlalu naif?

Yang kutau hanya satu,

Aku mencintaimu





000ooo000





Shin Hani berjalan tergesa-gesa menuju parkir mobil. Pikirannya kacau balau saat melihat Park Sangchupria yang tanpa sadar telah merebut seluruh hatinya itu berciuman dengan sahabatnya sendiri, Choi Dongkyo. Mengapa takdir begitu kejam padanya?


Hani berjalan dengan pandangan kabur karna air mata yang berdesakan ingin keluar dari matanya. Mobil hyundai merah miliknya terletak beberapa meter didepannya. Saat ia sibuk mencari kunci mobilnya dengan frustasi, secara tidak sengaja ia bertabrakan dengan seseorang.


BRUUKK


“maaf, tuan. Aku tidak sengaja,” katanya sambil membungkuk dalam. Saat menegakkan tubuhnya kembali, matanya membulat sempurna melihat sosok Seungjoon tengah berdiri didepannya.


Hani ingin segera menghilang dari sosok namja setan ini sekarang juga, ia tidak ingin memperburuk suasana hatinya. Belum sempat Hani melangkahkan kakinya, pergelangan tangannya telah dicekal dengan kuat oleh Seung Joon.


“kau menangis” kata namja itu datar.


“bukan urusanmu” jawab Hani dingin.


Tanpa babibu, seungjoon langsung menarik Hani kedalam pelukannya.


“lepaskan aku,”desis Hani parau


“kau boleh menangis dipelukanku, hari ini,” namja itu mengeratkan pelukannya pada Hani.


“wae?” tanya Hani lebih dingin lagi,


“aku butuh seseorang untuk dipeluk,” jawab namja itu lirih, hampir tak terdengar. Sesaat kemudian, hanya terdengar isakan mereka berdua.


“kau menangis? Wae?” tanya Hani sambil mencoba melepaskan pelukan namja itu. menatap heran.


“hanya ingin saja,” jawab namja itu pendek.


“aku pulang dulu,” sahut Hani dan pergi melesat meninggalkan Seungjoon dengan perasaan campur aduk.





Saat kau melihat orang yang kau cintai bersama dengan orang lain,

Apakah kau akan merelakannya bahagia?

Walaupun itu berarti kau harus berpisah dengannya?






000ooo000





“dong Kyo-ya! Kau tidak terlihat sehat. Kau sakit? Mau kuantar berobat?” tanya Hyunra khawatir.


“ani, Hyunra-ya! Aku baik-baik saja,” sahut Kyo tanpa minat.


“ada lingkaran hitam dibawah matamu, kau tak tidur semalam?” tanya Hyunra lagi, nadanya terdengar khawatir.


“eo. Aku berusaha keras untuk belajar semalam, dan hasilnya sia-sia,” ucap Kyo merana.


“kau terlalu keras pada dirimu sendiri, Kyo-ya!” ucap Hyunra sambil mengelus punggung tangan sahabatnya itu. Kyo hanya tersenyum lemah.


“kau melihat Hani? Aku tak menemukannya sepagian ini, padahal ada tugas yang harus kuserahkan padanya,” Hyunra berusaha mengalihkan pembicaraan.


“molla. Kau sudah menghubunginya?” kata Kyo berusaha menampilkan nada bicara senormal mungkin.


“ponselnya tidak aktif. Dia tidak berangkat bersamamu tadi pagi?” tanya Hyunra lagi yang hanya dibalas dengan gelengan lemah Kyo dan senyum simpul.


“kalian tidak sedang bertengkar, kan?”


“tidak.... Kurasa.... tidak....” gumam Kyo lambat-lambat.


“baiklah, aku menyerah. Aku mau pulang saja, kau mau ikut?” ucap Hyun Ra kemudian. Kyo berniat untuk menolak, namun


“aku tidak menerima penolakan, Kyo-ya!” tambah Hyunra cepat.


“baiklah. Kajja~~” jawab Kyo dengan senyum yang dipaksakan.




000ooo000



Kediaman keluarga Cho, 1.30 p.m, Nohwon.


“bagaimana acara reuninya, semalam? Kau mendapat kenalan?” tanya Hyunra penuh minat setelah merebahkan tubuhnya disamping Kyo, diatas ranjangnya. Kyo hanya mengangguk ringan.


“Jinjayo??” tanya Hyunra dengan mata membulat sempurna.


“eo. Dia temannya Hani. Tentu saja, teman siapa lagi?? Kenapa aku bodoh sekali,” Kyo menggeleng-geleng konyol.


“hahaha~~ kau ternyata cepat beradaptasi Kyo. Bagaiman Kau menyukainya?”


“pertanyaan macam apa itu? kau bahkan tidak menanyakan kenalanku itu laki-laki atau perempuan, tapi kau malah langsung menennyakan apakah aku menyukainya atau tidak. Kau parah sekali..” Kyo menggeleng-geleng melihat tingkah temannya ini.


“hahaha, sudah kupastikan kenalanmu itu laki-laki. Aku tahu itu,” sahut Hyunra misterius.


“jangan bilang kau memata-mataiku?” tuduh Kyo asal.


“hah? Yang benar saja? Anak ini? Percaya diri sekali, kau! Aku bahkan lebih senang pergi berkencan dengan pacarku daripada memata-mataimu!” cibir Hyunra.


“benarkah?” tanya Kyo berusaha mengalihkan pembicaraan.


“kau hanya perlu menjawab pertanyaanku, bodoh! Kau mneyukainya?” todong Hyunra lagi.


“emm~~ bagaimana aku mengatakannya?? Dia namja yang cukup menarik, menurutku. Cukup baik, teman mengobrol yang menyenangkan,” ucap Kyo gamblang.


“kau telah menunjukkan sinyal-sinyal itu, Kyo-ya!” tanggap Hyunra senang.


“hahaha, apa yang kau bicarakan?”


“jangan pura-pura bodoh, atau kau akan menjadi gadis yang benar-benar bodoh karna tak peka terhadap perasaanmu sendiri,” ucap Hyun Ra mencibir.


“terserah kau saja, Hyunra-ya. Aku lebih mengetahui isi hatiku ini sendiri,” ucap Kyo enteng sambil menepuk dadanya dan tertawa.


“aku sudah memperingatkanmu Kyo-ya! Jangan sampai kau terlambat menyadarinya, atau semua akan berakhir begitu saja,” ucap Hyunra dengan nada kelam.


“yak! Jangan coba-coba menakut-nakutiku, bodoh!”


“kau takut?”


“tentu saja, TIDAK!!” ucap Kyo kesal.


Hahahaha



000ooo000



“aku pulang dulu, Hyunra-ya!” pamit Kyo pada Hyunra yang hanya dibalas dengan anggukan ringan dan senyum lebar.


“hati-hati, Kyo-ya! Maaf tak bisa mengantarmu,” ucap Hyunra menyesal.


“gwaenchana. Aku bisa pulang sendiri. Masuklah,”ucap Kyo yang kemudian melangkah menjauhi pintu utama rumah itu.


Setidaknya hari ini, Kyo bisa sedikit melupakan masalah perasaanya yang sedang patah hati. Ia tak perlu menceritakan semuanya pada Hyunra sampai detail. Setidaknya, sahabatnya itu tahu, dia sedang ada masalah dan sudah bersedia menghiburnya dengan acara memasak konyol yang membuat mereka kewalahan menghabiskan masakan hancur hasil karya mereka sendiri.


“aku benar-benar payah sebagai, seorang gadis,” gumam Kyo sambil menantap ujung sepatunya dan tersenyum simpul mengingat acara memasaknya bersama Hyun Ra tadi.


“bagus kalau kau menyadarinya,” ucap seorang namja dengan nada tajam yang kini telah berdiri tepat dihadapannya. Kyo terkejut mendengar ucapan itu dan berusaha melihat wajah namja menyebalkan yang melempar tatapan menusuk -yang tak bisa dijelaskan-  kepadanya.


“eh? Kau bicara padaku?” tanya Kyo konyol.


“siapa lagi. Kau, kau adalah gadis yang sangat memuakkan!” ucap namja itu tajam.


“kau tak berhak menilaiku seperti itu, kau bahkan tak mengenalku!” ucap Kyo setengah berteriak. Nafasnya memburu, emosinya memuncak cepat.


“aku tahu kau! Cukup untuk mengetahui siapa dan bagaimana dirimu itu, memuakkan sekali!”


“apa alasanmu mengatakan hal-hal seperti itu?” ucap Kyo dengan memandang wajah namja itu dengan pandangan  tak bersahabat.


Kyo sudah hendak melangkah pergi meninggalkan rumah Hyunra ketika tangan namja itu menahan pergelangan tangannya dan menarik tubuh Kyo kepagar terdekat, dan menguncinya.


Wajah namja itu semakin mendekat ke wajahnya, Kyo merasa ketakutan dan mulai memberontak. Memejamkan mata dan memukul-mukul namja itu agar menjauh dari wajahnya.


Kyo merutuki kebodohannya, mengapa ia sampai lupa waktu dan pulang selarut ini. Harusnya dia pulang ketika masih petang tadi.


Tak ada gunanya penyesalan, toh penyesalan tak akan menolong Kyo lepas dari namja gila ini. Kyo mulai frustasi dan mengisak. Dia menangis, namja itu menghentikan usahanya untuk mencium Kyo dan malah terperangah melihat Kyo yang menangis ketakutan.


“wae? Kenapa kau menangis? Bukankah kau kemarin juga telah berciuman dengan namja yang baru kau kenal dibalkon itu?” cibir Seung Joon, namja tadi.


“mwo??” ucap Kyo parau, tanpa berpikir panjang tangannya telah mendarat dengan keras diwajah tampan seungJoon.


“kau...” desis Seung Joon dengan tatapan marah.


“kau tidak mengenalku, dan menyangkaku yang bukan-bukan. Kau bahkan tidak lebih baik dariku,” ucap Kyo dingin.


Yeoja itu lalu melangkah pergi meninggalkan Seung Joon yang berdiri mematung, memandangi punggung ramping yeoja itu yang semakin menjauh dari pandangannya.



000ooo000




Hujan mulai turun perlahan, menyamarkan tangisan dimata Dong Kyo yang tak mau berhenti sejak tadi. Apa ia telah memilih namja yang salah? Apa yang ada dipikiran namja itu? apa kemarin dia melihat kejadian ketika Dong Kyo bersama Sang Chu? Tapi tak ada sesuatu hal yang penting yang terjadi antara Dong Kyo dan SangChu.


Kaki Kyo berhenti tepat didepan gedung apartemennya. Hari ini ia lupa tidak membawa payung dan hujan cukup menyelamatkannya, setidaknya orang-orang tidak dapat melihat kalau gadis itu sedang menangis sepanjang jalan.


Kyo kembali menengadahkan wajahnya pada langit malam. Membiarkan udara malam membelai pipinya dengan lembut dan butiran hujan itu menerpa wajahnya secara beruntutan.


“kau hanya perlu kuat. Lupakan namja tak berguna itu! kau tidak perlu memikirkannya lagi, Dong Kyo-ya!” ucap Kyo pada dirinya sendiri.



Mencintaimu,

Mengapa bisa sesakit ini?

Adakah cinta yang lebih sederhana?

Hanya ada rasa cinta,

Tanpa ada rasa sakit.

Hanya ada rasa cinta,

Tanpa harus ada rasa kecewa,


Hanya ada rasa cinta,

Hanya ada dirimu dan aku,

Kita...




000ooo000



“Hani-ya!” ucap seorang namja dengan wajah ceria.


Alih-alih memandang namja itu, Hani malah berbalik arah dan pergi menghindar.


“yak! Mau kemana kau?” ucap namja itu gusar, saat tangan telah berhasil mencekal tangan yeoja itu.


“apa pedulimu? Aku tak ada urusan denganmu,” ucap Hani dingin tanpa berniat memandang wajah namja itu.


“kau mungkin tidak, tapi aku ada,” ucap namja itu kalem.


“kau meninggalkan temanmu kemarin,” lanjutnya lagi.


“aku tidak meninggalkannya, dia bersamamu. Apa aku salah?” ucap gadis itu masih tetap dingin.


“ani. Kau tidak salah. Tapi dia mengejarmu saat melihatmu menuju parkir mobil, kau bertemu dengannya?”


“tentu saja tidak,” ucap gadis itu pendek dan berniat meninggalkan namja itu. namun sedetik kemudian ia memandang jijik pada namja itu.


“kau menanyakannya? Kenapa? Kalian sudah resmi berkencan, bukan? Kenapa tidak tanyakan langsung padanya. Kalian membuatku muak saja,” cibir yeoja itu.


“kau? Kenapa? Apa ada yang salah denganku? Aku hampir tak  mengenalimu saat kau bersikap seperti ini,” ucap namja itu masih tak mengerti dengan arah pembicaraan yeoja itu.


 "kau memang tak pernah mengenalku, asal kau tahu!” tambah yeoja itu pedas.

“aku mengenalimu, tapi tidak dengan sikapmu yang satu ini. Apa ada sesuatu kesalahan yang pernah kulakukan hingga membuatmu jadi seperti ini padaku?” tuntut namja itu lagi.


“lebih baik kau menemui gadismu itu, jangan biarkan dia lama menunggu,” sahut Hani ketus sambil mengibaskan genggaman tangannya dari SangChu dan menatap sinis wajah Kyo yang berdiri dibelakang SangChu.


“ada apa dengan gadis ini, aish~~” Sang chu menggerutu, sebentar kemudian ia membalikkan badannya dan menemukan Kyo tengah berjalan menuju kearahnya dengan wajah pucat, tak terlihat sehat.


“Dong Kyo-ssi! Kau, sakit?” tanya SangChu, khawatir.


“tidak. Aku baik-baik saja,”sahut Kyo sopan dan membungkukan badannya, berniat pergi.


“dong Kyo-ssi, sepertinya ada yang tidak beres disini, kau mau menjelaskannya padaku?” pinta SangChu lembut.


Kyo hanya mengangguk pelan dan mengajak Sangchu duduk disalah satu bangku kayu terdekat.


Kyo menghirup nafas perlahan, kemudian memulainya.


“kau ingat saat kita duduk bersama di balkon saat reuni SMP-mu itu? tanya Kyo memulai,  Sangchu mengangguk ringan.


“ada yang melihatnya, dan menyangka kita telah...” Kyo tak mampu melanjutkan kata-katanya. Wajahnya terlihat tertekan sekali.


“telah apa?”


“berciuman....” ucap Kyo tercekat, hampir tak terdengar.


“mwo?? Bahkan kita tidak melakukan apa-apa,” ucap sangchu kesal.

“entahlah, aku tidak tahu,” ucap Dong Kyo sambil menghela nafas berat.

“jadi ini alasannya? Jadi dia marah padaku? Ah tidak, dia cemburu padaku,’ ucap Sang chu kemudian yang berhasil membuat mata Kyo membulat sempurna. Ia menoleh pada Sang Chu meminta penjelasan.


“Shin Hani, dia cemburu padaku,” jelas sangChu kalem



000ooo000



Sangat menyenangkan mengetahui bahwa kenyataan Hani juga memiliki perasaan yang sama seperti SangChu. Choi Dong Kyo, gadis bodoh ini hanya bisa memandang bahagia sahabatnya itu yang kini telah resmi berpacaran dengan SangChu, sedangkan ia kembali menarik diri kembali dan tidak berminat untuk membuka hatinya kembali untuk namja manapun, tanpa terkecuali.



Kyo kembali memasang senyum termanisnya saat melihat Sang Chu dan Hani menghampirinya, yang tengah duduk dipojokan kantin siang itu.

“ahh~~ cukhae, aku turut bahagia akhirnya kalian resmi berkencan. Bukankah seharusnya kalian berdua menraktirku, hmm?” Kyo segera saja memberondong tanpa bisa dihentikan.


“ah~ ne, DongKyo-ya! Kau boleh memesan makanan lagi kalau begitu, sebagai tanda terima kasihku,” ucap Sangchu kalem.

“berterimakasih? Untuk apa?” tanya Kyo tak mengerti.

“karna kau telah secara tidak sengaja menyadarkan Hani bahwa dia juga mempunyai perasaan yang sama denganku, gomawo DongKyo-ya,” ucap Sangchu menjelaskan.

Kyo hanya tersenyum manis mendengar penjelasan Sangchu dan melirik sekilas kearah Hani yang kali ini mukanya bersemu merah. Gadis itu terlihat lebih pendiam belakangan ini.


“mianhae,” ucap Hani tiba-tiba, ditujukkan pada Kyo.


“untuk apa?”

“karna menuduhmu yang bukan-bukan. Jeongmal, mianhae,” ucapnya lagi sambil tertunduk. Wajahnya terlihat frustasi.

“ani, gwaenchana. Aku juga pasti akan berbuat yang sama sepertimu jika aku berada pada posisi itu. aku pasti sangat cemburu. Aku tahu itu, lupakan saja,” ucap Kyo ringan sambil mengenggam tangan Hani, sahabatnya yang sudah lama ia rindukan.

“baiklah. Sepertinya kalian sudah berbaikan, kita pesan makanan sekarang,” ucap Sangchu ceria.

“aku boleh bergabung?” tanya seorang yeoja yang tiba-tiba muncul bersama dengan saudara kembarnya.

“ah~ nona ini, Cho Hyunra, bukan?” sambut Sangchu ramah,

“ne, dan ini saudara kembarku, Cho Seung Joon,” Joon terlihat membungkukkan tubuhnya sedikit pada Sangchu.

“yya~ yya~ yya~~, sejak kapan kalian menjadi akur seperti ini?” ucap Hani yang melihat aneh pada dua bersaudara itu.

“memang kapan kami pernah bertengkar? Kami selalu akur, kau saja tak pernah menyadarinya,” ucap Hyunra ringan dan menyeret paksa kembarannya itu untuk duduk disatu-satunya tempat yang tersedia disana, disebelah Kyo. Sedangkan Hyunralangsung duduk disebelah Hani.

“kau yang traktir, Hani-ya?” tanya Hyunra.

“ne, sebagai perayaan karna aku telah resmi berkencan dengan Sangchu, serta sebagai permintaan maaf karna aku telah menyangka Kyo yang bukan-bukan,” ucap Hani sambil mengarahkan pandangannya kepada Kyo.


Kyo yang sejak kedatangan Seung Joon menjadi pendiam itu pun salah tingkah saat dirinya disebut-sebut.


“ah~ seharusnya aku benar-benar menciummu waktu itu, Kyo-ya!” goda Sangchu yang disambut tatapan tajam oleh Hani.


“waeyo?? Setidaknya aku dan Kyo tidak akan merasa dirugikan karena dituduh melakukan hal yang tidak kami lakukan, bukan?” Sangchu terkekeh dan sukses mendapat pukulan bertubi-tubi dari Hani.


Seung Joon hanya diam sambil tersenyum kecut, tak berani menatap Kyo. Ada perasaan malu dan bersalah atas apa yang telah ia lakukan pada gadis itu tempo hari.

“ah~baiklah, aku akan memesan makanan untuk kita semua, kalian tunggu disini, ne?” ucap Sangchu kemudian.

“chagi-ya! Aku ikut denganmu,” ucap Hani kemudian dan menyusul Sangchu.




“kau sudah baikkan, Kyo?” ucap Hyunra sesaat setelah keheningan yang muncul sepeninggalan Hani dan Sangchu.


“em, gwaenchana.” Ucap Kyo menatap Hyunra, sambil tersenyum.

Sesaat kemudian, ponsel Hyunra berdering, dan ia pamit keluar untuk menerima telponnya.

Kini dimeja itu tinggal ada Seung Joon dan Dongkyo. Mereka duduk dalam satu bangku kayu yang sama. Karena letak kyo yang berda disamping tembok, dan Joon berada pada sisi luarnya –satu-satunya jalan keluar- membuat Kyo tak mampu berkutik.


Bagaimana bisa ia ditiggalkan hanya berdua saja bersama namja yang todak ingin ia temui ini. Kyo memutuskan untuk bermain-main dengan ponselnya, memasang earphonenya dan tengelam dalam alunan musik yang keluar dari ponselnya itu, dan mulai mencoret-coret catatannya.


Ia tak benar-benar bisa berkonsentrasi dengan tulisannya, dan akhirnya ia menyerah. Joon masih diam dalam posisinya seperti itu, tak berniat membuka pembicaraan.


Kyo mulai merutuki kebodohannya yang memilih tempat duduk dipojokan sehingga punggungnya bisa bersender pada tembok yang berada disamping serta belakangnya. Dan sekarang, berkat pilihan bodohnya itu, ia tak dapat menghilang dari sis namja yang menyebalkan ini tanpa berbicara padanya.


Sudah hampir setengah jam Kyo dan Joon ditinggalkan berdua saja disana tanpa sepatah katapun. Sepertinya ketiga temannya itu tak akan pernah kembali kemeja ini lagi, sial!


Seung Joon mulai menggeliat, ia terlihat bosan setengah mati. Tidak mungkin ia pergi begitu saja sebelum meminta maaf. Joon telah merangkai kata-kata selama setengah jam terakhir ini untuk meminta maaf pada Kyo, dan belum menemukan kata yang menurutnya tepat. Namja ini, ia memang tak pernah pandai berkata-kata manis! Ia hanya bisa membentak orang dengan fasih. Apakah iajuga harus membentak gadis ini juga untuk mendaptkan permintaan maafnya? Yang benar saja!


Ehemm..


Joon berdehem, berusaha mengatur nada bicaranya agar tidak terkesan kaku dan gugup.


“mianhae,” ucap Joon lirih, hampir tak terdengar. Pandangannya lurus kedepan.

Kyo masih tetap tak bergeming. Ia benar-benar larut dalm musiknya kini. Kepalanya ia sandarkan ketembok disampingnya. Air matanya jatuh perlahan.

Melihat perkataannya tak mendapat respon, mau tak mau Joon menoleh juga akhirnya pada Kyo. Betapa terklejutnya ia ketika mendapati gadis disampingnya itu tengah menangis tanpa bersuara dengan mat terpejam.

“kau, baik-baik saja?” tanya Joon panik.

Kyo masih tak merespon. Joon mencoba mengguncang-guncangkan tubuh Kyo dan gadis itu sedikit tersentak dan buru-bru menghapus air matanya dengan cepat.

bagaimana bisa aku menangis didepan namja setan ini?”  Kyo membatin dalam hati.

Kyo buru-buru menegakkan duduknya dan bersikap seperti tidak terjadi apa-apa.

“bisakah kau memberiku jalan, aku ingin keluar dari sini,” ucap Kyo kemudian dengan wajah cuek.


“setelah aku mengatakan apa yang ingin kukatan,” ucap Joon kemudian.


Kyo melirik jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya dan menghela nafas kasar,


“maaf, kurasa aku harus segera pergi sekarang, aku ada ujian sekarang,” ucap Kyo sambil bangkit dari duduknya, memaksa Joon untuk memberi jalan pada gadis itu.

“aku, akan menunggumu,” ucap SenugJoon sambil menahan pergelangan tangan Kyo sesaat setelah gadis itu berhasil keluar dari meja itu.

“terserah kau saja,” sahut Kyo tanpa menoleh kearah Joon.



000ooo000



Hari ini Kyo berhasil menghindar dari namja menyebalkan bernama Cho Seung Joon itu. entah cara apa yang akan ia pakai besok untuk menghindar bertemu dengan namja itu. apa ini? Memangnya namja itu akan benar-benar menunggu Kyo? Percaya diri sekali kau, Kyo. Memangnya siapa kau? Hanya gadis tak penting, bukan? Sudahlah, lupakan dia.


Kukira melupakanmu itu

akan semudah ketika aku mencintaimu

adakah cara paling cepat untuk melupakanmu?

Jika memang ada, beritahu aku,

Jika memang tidak ada,

Aku akan menyerah,

Aku mencintaimu,

Dengan alasan yang bahkan tidak pernah kuketahui



Ponsel Kyo kembali berdering untuk kesekian kalinya. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Cho Hyunra. Ada apa dengan gadis ini? Sepagian ini, sudah ada lima belas panggilan tak terjawab dan 50 pesan memenuhi kotak masuknya.


“gadis ini, benar-benar membuatku gila,” gerutu Kyo.


Hari ini, ia sedang tak berminat berhubungan dengan dunia luar.sekalipun itu sahabatnya sendiri, Kyo sudah bertekad takkan menggubris siapapun itu yang coba mengusik ketenangannya.


Ia takkan menyia-nyiakan waktunya yang harus rela duduk berjam-jam dalam bus yang mengantarkannya sampai ketempat terindah ini, desa terpencil dipinggiran kota Seoul-dimana disinalh tempat neneknya dilahirkan. Ia selalu datang kerumah hasil peninggalan neneknya ini hanya untuk menenangkan pikirannya ketika ada masalah berat melandanya. Rumah ini merupakan rumah dengan desaian korea kuno yang memilki halaman yang luas dan tertutup dari luar, sehingga orang-orang dari luar tidak dapat melihat kedalam rumah itu secara langsung.



Hujan yang turun sejak pagi membuat rencana Kyo untuk berjalan-jalan ke bukit itupun gagal. Dan akhirnya disinilah dia, terdampar diruang tengah, menonton acara tv tanpa minat sedikitpun.


Sayup-sayup Kyo mendengar seperti ada yang mengetuk pintu rumah itu. Kyo beranjak keluar untuk melihat siapa tamu yang kurang kerjaan berkunjung disaat hari mulai petang dan hujan mengguyur deras.


Kyo membuka sedikit pagar gerbang yang terbuat dari kayu itu dan terkejut ketika mendapati SeungJoon berdiri tepat didepannya dengan wajah kacau, nampak frustasi. Namja itu terlihat basah kuyup dengan bibir pucat. Kyo sudah hampir menutup pintu itu lagi, namun Joon telah menahan pintu itu sampai akhirnya ia bisa masuk kepekarangan rumah itu.



“kenapa kau menghindariku?” serbu Joon dengan tatapan terluka.


“aku bahkan tidak mengenalmu, kita tak pernah saling mengenal,” ucap Kyo dengan suara tenang dibawah payung coklatnya.

“kau bohong, kita saling mengenal, bahkan lebih,” ucap Joon lagi, kini menatap lurus wajah Kyo.

“apa maksudmu?”

“aku tahu, kau menyukaiku,”ujar Joon lagi yang seketika membuat mata Kyo membulat sempurna.


“mwo? Mworago??”

“ya, aku tahu, kau menyukaiku, bahkan mungkin kau juga mencintaiku,” ucapnya sambil tersenyum sinis.

“inikah tujanmu datang kemari? Sangat menjijikkan sekali,” ucap Kyo jengah.

“aku tahu, kau marah padaku,” ucap Joon setengah berteriak mengalahkan suara hujan.

“apa yang sebenarnya kau inginkan?” ucap Kyo sinis


“Kau! Aku menginginkanmu!” ucap Jon setengah berteriak.

“aku tidak bernafsu melayani perdebatanmu ini, jadi pergilah,”

Kyo sudah hampir meninggalkan Joon namun lagi-lagi seperti yang sudah-sudah Joon berhasil menahannya, kali ini bukan pergelangang tangannya lagi, tapi lengannya. Cengkeramannya terlalu kuat, sehingga Kyo tertahan dengan merana.

Diluar dugaan Kyo, Joon malah melangkah mendekati Kyo dan memelukny dari belakang.

Kyo berusaha memberontak, tapi namja ini mendekapnya dengan sangat erat sehingga ia sulit untuk melepaskan diri dan sukses membuat payungnya terjatuh.

Joon menyandarkan dagunya pada pundak Kyo, membenaman wajahnya disana sambil menghirup bau tubuh gadis itu. bau campuran antara teh yang wangi dan strowbery yang manis segera memenuhi indra penciumannya. Ia menikmati wangi itu untuk beberapa saat, sedangkan Kyo masih dalam posisinya, tak bergerak sama sekali.

“mianhae,” ucap Joon tepat ditelinga kanan Kyo, gadis itu masih tak menanggapi,

“maaf karna telah menuduhmu yang bukan-bukan,” ucapnya lagi,

“kenapa kau meminta maaf? Kau merasa bersalah,eoh?” ucap Kyo masih dingin.

“ya, aku merasa bersalah. Aku minta maaf atas ucapanku kemarin yang menuduhmu bukan-bukan,” joon mengambil nafas panjang, mngeratkan pelukannya lagi,

“dan juga atas perlakukanku, yang memaksa untuk menciummu, waktu itu, aku benar-benar marah. Aku marah karna kau berciuman dengan orang lain..”

“aku tidak pernah melakukannya...”potong Kyo cepat.

“aku tahu itu, aku cemburu padamu,” kata-kata terakhir Joon itu membuat tubuh Kyo menegang. Joon merasakan perubahan sikap gadis yang berada dalam pelukannya itu,

“lepaskan aku,” seru gadis itu parau. Pandangannya mulai kabur karna airmata yang telah mengumpul dipelupuk matanya.

“aku mencintaimu, DongKyo-ya!” ucap Joon lambat-lambat.

“lepaskan aku..” teriak gadis itu lebih keras lagi, bahunya bergetar hebat.

Joon yang mendengar kata-kata Kyo malah semakin erat mengencangkan pelukannya.

“tidak, sampai kau mengatakan perasaanmu padaku,” ucap Joon ngootot.

“aku membencimu, aku sangat membencimu, kau puas??” Kyo berteriak histeris dengan air mata yang entah sejak kapan sudah menghiasi wajah cantik itu.

“lepaskan aku sekarang!”tambahnya cepat.

Pelukann Joon mengendur seketika saat mendengar ucapan bahwa Kyo membencinya.

“benarkah kau membenciku? Kau bohong!” Joon berteriak Frustasi sambil menghadapi wajah Kyo.


“untuk apa aku berbohong?” ucap Kyo sambil menatap Joon lurus.

Ia benar-benar menyukai hujan, hujan menyamarkan airmatanya sekarang, sempurna sekali.


“hanya kau yang tahu,” ucap Joon kemudian. Joon hendak berkata lagi, namun tiba-tiba tubuhnya terasa lemas dan ia tidak tahan lagi. Yang ia tahu, tiba-tiba ia merasakan sebuah cahaya putih menyilaukan datang menyerbu matanya dan setelah itu ia merasakan kegelapan total. Ia mendengar Kyo meneriakan namanya dan setelah itu ia tidak ingat lagi.


000ooo000



Matahari yang menerobos melalui jendela besar dikamar itu berhasil mengusik Joon dari tidurnya yang nyaman. Ia mencoba membuka matanya pelan, berusaha mengadaptasikan matanya dengan cahaya disekitarnya. Saat matanya telah membuka sempurna, ia sama sekali tak mengenali ruangan diman ia berada. Ia tengah tertidur disebuah ranjang dengan ukuran sedang berwarna coklat mocca, saat ia mencoba menoleh kesamping didapatina sesosok yeoja yang sangat ia cintai tengah tertidur disamping ranjangnya dengan posisi yang menyedihkan. Joon buru-buru bangun dan sebuah kain basah jatuh turun dari dahinya.


“kau mengompresku?” gumam Joon tak percaya bercampur senang.


Joon melangkah turun secara perlahan dan memindahkan tubuh Kyo yang tengah tertidur dikursi itu keranjang tempatnya ia tidur tadi.


“apa ini? Bahkan badannya sendiri panas, bagaimana bisa dia mengurusiku sedangkan ia sendiri sakit?” ujar Joon tak mengerti dengan jalan pikiran gadis itu.


Joon yang merasa sudah lebih sehat, ganti menjaga Kyo yang telah menjaganya semalam. Ia mengambil air es untuk mengompres Kyo dan pergi kedapur untuk membuat bubur untuk mereka berdua. Ia benar-benar gila, bahkan ia belum pernah memasak bubur seumur hidupnya. Ia hanya berhasil memasak air, dan itupun isinya tinggal setengah dari keadaan seharusnya. Ia memang payah, namun tetap bersikeras mencoba memasak dengan cara mencari resep lewat internet.



Butuh waktu tiga jam untuknya membuat semangkuk bubur yang hasilnya tidak karuan itu.  ia telah berhasil mengacaukan setengah dapur Kyo. Lihat sampai gadis itu melihat apa yang telah diperbuatnya dan jangan harap ia bisa pulang dengan keadaan utuh.




000ooo000



Kyo bangun menjelang tengah hari dan mendapati Joon tengah berdiri didepan pintu kamarnya sambil membawa semangkuk besar bubur dan susu coklat hangat kesukaannya.


“kau sudah bangun? Makanlah ini, dan setelah itu minum obatnya,” sambut Joon yang membuat Kyo melongo.


“bagaimana keadaannya bisa berbalik sperti ini?” gumam Kyo tak percaya.


“makanlah dulu, lalu kau boleh berdebat denganku, buka mulutmu, aa~”


Kyo hanya menurut saja dan menelan bubur yang bentuknya tidak jelas itu.


“bagaiman rasanya? Itu masakan pertamaku, butuh waktu tiga jam untuk membuatnya,” jelas Joon panjang lebar yang mengisyaratkan bahwa ia tak menerima kritik.


“lumayan, untuk ukuran pemula,” jawab Kyo pendek.


“aku bisa memakannya sendiri,” lanjutnya kemudian. Joon menyodorkan mangkuknya dan Kyo segera menyuap bubur itu lagi kedalam mulutnya, dan menelannya dengan susah payah.


“seburuk itukah rasnya?” tanya Joon frustasi.



“tidak, kau harus mencobanya,” Kyo menyuapkan bubur itu bnyak-banyak kemulut Joon.


“kau harus menelan semuanya!” seru Kyo sadis.



“kau mau membunuhku dengan memaksakanku menelan makanan aneh ini?” ucap Joon sesaat setelah berhasil menelan bubur karyanya sendiri dengan susah payah.


“tidak, kau hanya perlu mersakannya sendiri,” sahut Kyo kalem.


“kau! Cepat minum obatmu, dan jangan coba-coba sentuh susu itu!” ucap Joon terlihat sadis.


“wae? Apakah ada racun didalamnya?”


“apa kau sebodoh itu? obatnya takkan mungkin bekerja jika kau minum susu, bodoh!” jelas Joon.


“ah~ arrasseo. Lalu kenapa kau membawakannya untukku?” sungut Kyo sebal.


“molla, mungkin aku lupa,”sahut Joon dengan cengiran lebar.


Tiba-tiba saja keheningan tercipta diantara mereka. Rasanya baru kemarin mereka berdebat serius, dan hari ini mereka bahkan sudah seperti teman akrab.


“kau, kenapa mau merawatku, padahal badannmu juga panas?” ucap Joon memecah keheningan.


“kau merasa kasihan padaku?” Joon tersenyum kecut.


Kyo tetap diam tak tahu harus menjawab apa.


“aku memang menyedihkan sekali,”


“kau bahkan sudah menolakku,”


“apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa menghilangkan perasaan ini, secepat tumbuhnya, itu sangat mustahil.”


“jika kau menyuruhku berhenti mencintaimu, maka aku tidak bisa melakukannya, itu sangat sulit,” tambahnya lagi.


“kau ternyata cerewet sekali,” ucap Kyo akhirnya setelah dapat menguasai dirinya.


“perasaan itu, biarkan ia tetap seperti itu, jangan kau halang-halangi,” ucap Kyo lambat-lambat.


“kau tidak bisa menyuruh hatimu untuk memilih kepada siapa ia akan berlabuh, kau juga tidak bisa memaksakan perasaanmu itu kapan harus memulai dan berhenti,”


“biarkan saja seperti itu,” ucap Kyo dengan senyum simpul.


“satu yang aku tahu, aku mencintaimu, dan akan selalu begitu.. “ ucap Joon kemudian.


“kau tak ingin tahu perasaanku yang lain?” ucap Kyo misterius.


“aku sudah tahu, sangchu. Diakan orangnya, aku sudah bisa melihatnya dimatamu itu,” ucap Joon lemah.


“benarkah kau benar-benar mengetahuinya dan yakin kalau itu Sangchu dan bukan yang lain, ?” pancing Kyo lagi.


“siapa lagi?” ucap Joon skeptis.


“kau bisa benar-benar melihatnya jika kau memperhatikannya dengan seksama.”


Joon segera mendekatkan wajahnya kewajah Kyo, dan menatap dalam mata Kyo.


“kau sudah menemukan orang yang kucintai disana?” tanya Kyo pelan.


“hanya ada wajahku disana, bodoh! Aku seperti sedang bercermin,”


“memang kau berharap melihat wajah siapa lagi, eoh?”


“maksudmu, orang yang kau cintai itu, aku?” tanya Joon Konyol.


Ampunn, bahkan dalam keadaan normal ia takkan bertingkah seperti ini.


“kau bilang kau membenciku?”


“memang.” Jawab Kyo mantap


“aku membencimu karna menuduhku yang tidak-tidak,”tambahnya lagi


“dan aku tidak pernah berkata bahwa aku tidak mencintaimu, bukan? Kau yang menyimpulkannya sendiri, bodoh!”


“jadi, kau? Apa kau juga mempunyai perasaan yang sama sepertiku?” tanya Joon dengan mata berbinar. Kyo mengangguk ringan,


“Kyo-ya, saranghae?”


“ne, saranghaeyo,” ucap Kyo sambil menatap mata Joon dalam.


Joon segera menarik gadis itu kedalam pelukannya, tak terasa air mata itu turun dari pelupuk mata Kyo tanpa bisaia tahan lagi.


“kau menangis?” ucap Joon sambil melepaskan pelukannya.


“tidak, aku bahagia,” sahut Kyo mantap.




000ooo000



Epilog


“Kau tahu, hujan begitu menarik dan indah dimataku sejak pertama kali kita bertemu diminimarket itu,” ucap Kyo mengenang kejadian dua bulan lalu yang serasa sudah lama sekali terjadi.


“kau tahu? Hujan telah membukakan hatimu, untuk mengatakan kebenaran bahwa kau mencintaiku,” balas Joon dengan senyum miring. Heii, sejak kapan dia tersenyum miring seperti itu? jauh lebih tampan!!



“bagaimana bisa? Kau mengada-ada,” sanggah Kyo cepat dengan wajah bersemu merah.



“kau hanya perlu mengetahui  yang satu ini, antara kau dan hujan itu, ada beberapa kesamaan. Jika hujan turun untuk membawakan kehidupan baru pada bumi, kau membawa kehidupan baru untukku,” ucap Joon sambil tersenyum lagi.


“perumpaman macam apa itu, kau memang tak pernah bisa mengatakan isi hatimu dengan kata-ata manis yang benar. Dasar Cho SeungJoon bodoh!”


“ya! Jangan menyebutku bodoh,” sungut Joon tak terima.



“tapi kebodoohanmu itu yang membuatku jatuh cinta padamu,” ucap Kyo kemudian.



“jadi bukan karna ketampananku?”


“banyak pria tampan diluar sana, tapi pria tampan dan bodoh itu, hanya kau,!” ucap Kyo yang kemudian meledak tawanya.


“ya! Berhenti menertawakanku!”



Hahahah





000ooo000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar